PBB: Fokus Internasional pada Penyaluran Bantuan ke Gaza Melalui Jalur Darat
Warga Palestina menunggu pasokan makanan bantuan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 14 Februari 2024.--Xinhua/Yasser Qudih
RADAR JABAR - Pada hari Kamis, PBB menyambut baik rencana Amerika Serikat (AS) untuk membangun pelabuhan di Jalur Gaza guna mengirimkan bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina tersebut, terutama bantuan yang diteruskan melalui jalur darat.
"Untuk menyalurkan lebih banyak bantuan ke Gaza, baik jalur laut atau udara merupakan hal baik," ujar juru bicara untuk Sekjen Antonio Guterres, Stephane Dujarric, kepada wartawan.
Fokus kami dan masyarakat internasional harus terus meningkatkan distribusi skala besar dan masuknya bantuan melalui jalur darat," tambahnya.
BACA JUGA:Netanyahu Menegaskan Israel Akan Tetap Serang Hamas Termasuk Rafah
Dujarric menegaskan bahwa bantuan yang dikirim melalui jalur darat dianggap "hemat biaya" dan "efektif secara kuantitatif."
"Itu sebabnya kami mengatakan sejak awal, kami membutuhkan lebih banyak titik masuk, dan kami memerlukan jumlah bantuan lebih besar untuk disalurkan melalui jalur darat." ujar Dujarric
Dia juga mengutip OCHA (Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan), yang menyatakan bahwa setengah dari 224 misi bantuan yang direncanakan untuk wilayah yang memerlukan koordinasi difasilitasi oleh otoritas Israel.
BACA JUGA:Lebih Dari Setengah Penduduk Amerika Tolak Pengiriman Senjata ke Israel
Namun, setelah serangan penembakan oleh angkatan laut Israel yang menghantam konvoi pangan PBB menuju Gaza utara pada 5 Februari, terjadi jeda operasional. Akibatnya, hanya 24 misi yang direncanakan ke wilayah utara yang dapat dilaksanakan bulan lalu, dengan hanya enam misi yang difasilitasi.
Israel telah meluncurkan serangan balasan ke Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menyebabkan korban jiwa yang signifikan dan kerusakan massal di Gaza. Israel juga memberlakukan blokade yang parah di daerah Palestina tersebut, memperburuk kondisi kemanusiaan penduduknya, khususnya di Gaza utara.
BACA JUGA:15 Anak di RS Kamal Adwan Gaza Alami Dehidrasi dan Malnutrisi Hingga Meninggal
Sebagai hasil dari serangan-serangan tersebut, sekitar 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi, sementara infrastruktur di daerah tersebut mengalami kerusakan atau hancur sebesar 60 persen.
Israel telah didakwa melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza.*
Sumber: antara