Mutasi 300 Perwira TNI Dinilai sebagai Langkah Strategis untuk Penyegaran dan Penguatan Pertahanan
Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini di Kompleks Parlemen, Jakarta. --ANTARA/HO-DPR
RADAR JABAR - Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, menyebut mutasi dan rotasi 300 perwira tinggi (pati) TNI sebagai langkah strategis yang bertujuan untuk menyegarkan organisasi dalam tubuh TNI.
"Sebagai anggota Komisi I DPR RI melihat hal ini sebagai langkah positif sebagai bagian dari penyegaran organisasi dalam TNI itu sendiri," kata Amelia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/12).
Ia menjelaskan bahwa mutasi tersebut juga merupakan upaya penting bagi TNI untuk memperkuat pondasi pertahanan negara.
"Kami melihat mutasi ini menjadi langkah strategis TNI dalam membangun pondasi pertahanan negara. Dan kami melihat ini sesuatu yang wajar. Terlihat besar karena mutasi dilakukan di tiga matra yaitu angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara," ujarnya.
BACA JUGA:Apa Kabar Barang Bukti Palsu yang Dipamerkan Polisi dalam Kasus Tembak Mati Gamma Siswa SMK Semarang
BACA JUGA:Bandara Ngurah Rai Bali Siap Sambut Libur Natal dan Tahun Baru dengan Infrastruktur Unggulan
Amelia menilai penempatan ratusan perwira TNI di posisi strategis telah melalui pertimbangan matang, sesuai dengan kebutuhan organisasi dan visi jangka panjang.
"Kami sangat percaya dan yakin TNI, dalam hal ini Panglima TNI, menempatkan perwira-perwira terbaiknya dalam jabatan atau posisi strategis sudah melewati berbagai penilaian dan pertimbangan matang," ucapnya.
Selain itu, ia melihat langkah ini juga merupakan bagian dari konsolidasi TNI untuk menyesuaikan diri dengan program strategis pemerintah di sektor pertahanan.
"Karena ini merupakan langkah konsolidasi oleh TNI guna menyesuaikan dengan program pemerintah yang sesuai dengan visi dan kebijakan strategis presiden sebagai Panglima Tertinggi TNI, serta postur pertahanan negara," tuturnya.
Amelia menekankan pentingnya langkah adaptif bagi TNI dalam menghadapi dinamika global dan tantangan keamanan, termasuk perubahan lanskap geopolitik dan isu-isu kawasan seperti Laut Cina Selatan, perbatasan, dan potensi ancaman lainnya.
"Menghadapi tantangan perubahan lanskap geopolitik dan geostrategis yang bisa berubah setiap saat. Karena selain menghadapi dinamika global, persoalan kawasan seperti soal LCS, perbatasan darat dan laut serta potensi keamanan lainnya menjadi tantangan yang dihadapi oleh TNI ke depannya," katanya.
BACA JUGA:Kemkomdigi Imbau UMKM di Kampoeng Cyber untuk Manfaatkan AI dalam Pengembangan Bisnis
BACA JUGA:3.020 Km Jalan Tol Siap Sambut Arus Libur Nataru 2025
Sumber: antara