Korea Utara dan Rusia Salahkan AS dan Sekutunya atas Ketegangan di Semenanjung Korea

Korea Utara dan Rusia Salahkan AS dan Sekutunya atas Ketegangan di Semenanjung Korea

Ilustrasi bendera Korea Utara-Wirestock-Freepik

RADAR JABAR - Korea Utara dan Rusia sepakat bahwa peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea, Asia Timur Laut, dan wilayah dunia lainnya disebabkan oleh tindakan provokatif Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya. Hal ini dinyatakan dalam siaran pers yang dilaporkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Sabtu (2/11).

"Kedua pihak menyatakan pemahaman bersama bahwa akar penyebab meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, Asia Timur Laut, dan bagian dunia lainnya terletak pada provokasi AS dan negara-negara bawahannya," tulis pernyataan dari KCNA.

KCNA melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son-hui, bersama Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyampaikan pandangan yang sejalan dan menegaskan tekad mereka untuk melaksanakan perjanjian bilateral baru dalam dialog strategis yang berlangsung di Moskow pada hari Jumat (1/11).

"Pertukaran pandangan mengenai isu-isu internasional utama mengonfirmasi bahwa kedua pihak sepakat dalam penilaian mereka terhadap situasi internasional saat ini," ungkap KCNA.

BACA JUGA:Serangan Israel di Gaza Tengah Tewaskan Puluhan Warga Palestina

BACA JUGA:Pejabat Palestina dan AS Bahas Upaya Menghentikan Serbuan Israel di Gaza Utara

Choe telah berada di Rusia sejak Senin (28/10), dalam kunjungan yang bertepatan dengan meningkatnya ketegangan terkait pengiriman ribuan pasukan Korea Utara ke Rusia yang dipersiapkan untuk bertempur di Ukraina.

Selain itu, kunjungan Choe berbarengan dengan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-19 oleh Korea Utara pada Kamis (31/8), yang menjadi uji coba pertama jelang pemilihan presiden AS.

AS melaporkan bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah berada di Rusia, dengan 8.000 di antaranya ditempatkan di garis depan dekat Ukraina untuk segera bergabung dalam pertempuran.

Meski demikian, pernyataan resmi tersebut tidak menyebutkan tentang pengiriman pasukan Korea Utara.

BACA JUGA:Menhan AS dan Israel Bahas De-eskalasi di Timur Tengah, Termasuk Krisis Kemanusiaan di Gaza

BACA JUGA:Pejabat Palestina dan AS Bahas Upaya Menghentikan Serbuan Israel di Gaza Utara

Hubungan Korea Utara dan Rusia semakin kuat melalui perjanjian yang mencakup kesepakatan bantuan militer jika salah satu pihak mendapat serangan.

Dalam dialognya, Lavrov menyampaikan dukungan penuh Rusia terhadap kebijakan Korea Utara untuk menanggulangi kebijakan AS dan sekutunya, menurut KCNA, yang diduga mengacu pada dukungan Rusia atas peluncuran ICBM Korea Utara.

Sumber: antara