Menhan AS dan Israel Bahas De-eskalasi di Timur Tengah, Termasuk Krisis Kemanusiaan di Gaza

Menhan AS dan Israel Bahas De-eskalasi di Timur Tengah, Termasuk Krisis Kemanusiaan di Gaza

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin-SecDef-X

RADAR JABAR - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin berbicara melalui telepon dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengenai upaya menurunkan ketegangan di Timur Tengah, seperti yang disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS Mayor Jenderal Patrick Ryder.

"Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III berbincang dengan Menhan Israel Yoav Gallant hari ini membahas kemungkinan meredakan ketegangan di kawasan," jelas Ryder dalam pernyataan resminya.

Selain itu, Austin menegaskan dukungan AS dalam melindungi personel AS, Israel, dan mitra di kawasan dari ancaman Iran dan kelompok proksinya, menurut pernyataan tersebut.

Diskusi keduanya juga mencakup langkah-langkah yang dilakukan Israel untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza, upaya pembebasan sandera, serta potensi kesepakatan gencatan senjata.

BACA JUGA:Rusia Kecam Larangan Israel Terhadap UNRWA, Sebut Langgar Hukum Internasional

BACA JUGA:Retno Marsudi Resmi Jabat Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Urusan Air: Fokus Tingkatkan Kerja Sama Global

Sebelumnya, media Axios melaporkan bahwa intelijen Israel percaya Iran berencana melakukan serangan terhadap Israel dari wilayah Irak, mungkin sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November.

Sejak 1 Oktober, Israel telah melakukan operasi darat terhadap Hizbullah di Lebanon selatan, sambil melanjutkan serangan udara. Meskipun terjadi korban, Hizbullah tetap melawan Israel di darat dan meluncurkan roket lintas perbatasan.

Israel menyatakan bahwa operasi ini bertujuan menciptakan kondisi yang aman bagi kembalinya 60.000 warga yang mengungsi akibat penembakan di wilayah utara. Ketegangan antara Israel dan Iran turut memperburuk situasi ini.

Pada 1 Oktober, Iran melakukan serangan terhadap target-target di Israel, yang kemudian dibalas Israel dengan menyerang target militer Iran pada akhir Oktober.*

Sumber: antara