Keadaan Jazirah Arab Pada Zaman Jahiliah Sebelum Kedatangan Islam

Keadaan Jazirah Arab Pada Zaman Jahiliah Sebelum Kedatangan Islam

Keadaan Jazirah Arab Pada Zaman Jahiliah-Ilustrasi/Unsplash-

Hal ini terlihat dari banyaknya arca dan berhala yang ditempatkan di sekitar Ka'bah, sebagai perwujudan tuhan dan dewa-dewa mereka.

Masyarakat Arab pra-Islam memiliki berbagai agama dan kepercayaan, termasuk penyembahan api (Zoroastrianisme), roh leluhur, serta sebagian kecil yang memeluk agama Yahudi dan Kristen.

Sebagian kelompok lain masih menganut agama Hanif, yaitu agama Nabi Ibrahim AS yang lurus dan menyembah Tuhan yang satu. Karena Ka'bah telah lama dikenal sebagai tempat suci, berbagai aliran kepercayaan menempatkan berhala mereka di sekitar Ka'bah untuk menarik pengikut.

Menurut sejarah, tercatat ada 360 berhala yang ditempatkan di sekitar Ka'bah, termasuk yang paling terkenal adalah berhala Latta dan Uzza, yang dianggap sebagai wujud dari Tuhan.

Selain sebagai pusat keagamaan, Makkah juga dikenal sebagai pusat perdagangan. Setelah kota ini dikelola oleh suku Quraisy, yang merupakan suku Nabi Muhammad SAW, Makkah semakin berkembang pesat.

BACA JUGA:7 Negara Islam Pengkhianat yang Memilih Mendukung Israel

BACA JUGA:5 Bulan yang Baik untuk Menikah Dalam Islam, Kamu Mau Kapan?

Ada tiga faktor utama yang menyebabkan perkembangan pesat Makkah pada masa itu. Pertama, tanahnya lebih subur dibandingkan daerah lain. Kedua, lokasinya yang strategis sebagai bagian dari jalur sutra, jalur perdagangan utama. Ketiga, Makkah merupakan pusat aktivitas keagamaan, yang menarik orang-orang dari berbagai penjuru dunia untuk datang ke sana.

Di Jazirah Arab, ada satu kota lain yang menjadi kota terbesar kedua setelah Makkah, yaitu Yastrib, yang kini dikenal sebagai Madinah. Sebelum Yastrib berkembang, kota ini dikuasai oleh tiga suku Yahudi, yaitu Nadir, Qaynuqa, dan Qurayza, yang merupakan suku-suku pedagang tersukses kala itu.

Ketika dua suku Arab, Aus dan Khazraj, yang sukses dalam bidang pertanian, masuk ke Yastrib, kota ini berkembang pesat. Akhirnya, dua kota baru muncul di pesisir Laut Merah, yaitu Yanbu dan Jeddah, yang menjadi pelabuhan terbesar di Jazirah Arab.

Dilihat dari segi geografis, kedua kota ini terletak dekat dengan Hijaz, yang terkenal akan sumber airnya yang melimpah dan kesuburan tanahnya. Faktor inilah yang membuat kedua kota tersebut berkembang. Namun, dengan berkembangnya kota-kota ini, muncul pula sistem keuangan yang sangat terlarang dalam Islam, yaitu riba.

4. Masa Penyebaran Ajaran Islam

Dalam peradaban Arab pra-Islam, konflik-konflik kerajaan memiliki peran penting dalam perkembangan di Jazirah Arab. Salah satu kerajaan besar yang berdiri di selatan Semenanjung Arab adalah Kerajaan Himyar, yang kemudian direbut oleh Kerajaan Kristen Aksum dari Ethiopia.

Raja dari Kerajaan Aksum, Raja Abrahah, pernah mencoba menghancurkan Ka'bah dengan pasukan gajahnya. Alasan Abrahah ingin menghancurkan Ka'bah adalah karena ia pernah membangun sebuah bangunan di kota Sana'a sebagai pengganti Ka'bah.

BACA JUGA:7 Sifat Teman yang Harus Kamu Jauhi Menurut Pandangan Islam

BACA JUGA:8 Alasan Mengapa Suami Harus Menceraikan Istri Menurut Ajaran Islam

Sumber: jazirah ilmu