Menlu AS Marco Rubio: Pertemuan Utusan Trump dengan Hamas Hanya Terjadi Sekali

Menlu AS Marco Rubio: Pertemuan Utusan Trump dengan Hamas Hanya Terjadi Sekali

lustrasi pembebasan tahanan sesuai kesepakatan gencatan senjata Gaza.--/ANTARA/Anadolu/py

RADAR JABAR - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menegaskan bahwa pertemuan antara utusan Presiden Donald Trump, Adam Boehler, dengan kelompok Palestina Hamas merupakan kejadian yang hanya terjadi sekali.

“Itu terjadi sekali, ketika utusan khusus kami untuk urusan sandera, yang tugasnya membebaskan orang-orang yang disandera, memiliki kesempatan berbicara langsung dengan seseorang yang memiliki kendali atas para sandera tersebut dan diberikan izin serta dorongan untuk melakukannya,"   ujar Rubio kepada wartawan pada Senin (10/3) waktu setempat.

Rubio menambahkan bahwa hingga kini pertemuan tersebut belum membuahkan hasil. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa langkah tersebut bukanlah kesalahan. Rubio juga menekankan bahwa jalur utama negosiasi tetap melalui utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang bekerja sama dengan Qatar.

"Sampai saat ini, belum membuahkan hasil. Bukan berarti dia salah karena mencoba, tetapi saluran utama kami untuk negosiasi di bidang ini akan tetap melalui (utusan khusus Trump untuk Timur Tengah) Tuan (Steve) Witkoff dan pekerjaan yang dia lakukan melalui Qatar," lanjutnya.

BACA JUGA:Kasus Kematian Kedua Akibat Campak di AS, New Mexico Laporkan Korban di Lea County

BACA JUGA:Utusan PBB untuk Urusan Air, Retno Marsudi, Serukan Penguatan Kerja Sama Global dalam Pengelolaan Air

Ia kembali mendesak Hamas agar segera membebaskan semua sandera.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan media Israel dan AS pada Minggu (9/3), Boehler mengungkapkan bahwa ia telah berbicara langsung dengan Hamas mengenai upaya pemulangan seluruh sandera Israel, termasuk mereka yang berkewarganegaraan Amerika.

Rubio memuji Boehler sebagai sosok yang luar biasa dalam pekerjaannya dan telah berhasil membebaskan banyak sandera di berbagai belahan dunia.

Pernyataan Rubio disampaikan dalam perjalanannya menuju Arab Saudi, di mana pejabat AS dan Ukraina dijadwalkan bertemu pada Selasa untuk membahas langkah-langkah mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

BACA JUGA:Trump Bela Keputusan Pembekuan Dana Bantuan Luar Negeri lewat USAID

BACA JUGA:Krisis Kemanusiaan Gaza: Israel Batasi Masuknya Alat Berat untuk Pembersihan Puing

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya memperpanjang fase pertama pertukaran tahanan untuk membebaskan lebih banyak warga Israel tanpa memenuhi kewajiban militer atau kemanusiaan yang telah disepakati sebelumnya.

Namun, Hamas menolak pendekatan tersebut dan menuntut Israel untuk tetap berpegang pada ketentuan gencatan senjata. Hamas juga meminta para mediator untuk segera mendorong negosiasi fase kedua, yang mencakup penarikan penuh pasukan Israel dan penghentian perang.

Gencatan senjata yang telah berlaku sejak Januari menghentikan perang Israel di Gaza, yang telah menyebabkan hampir 48.500 korban jiwa, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan wilayah tersebut.*

Sumber: antara