MER-C Kirim Tim Medis Ke-6 untuk Bantu Warga Palestina, di Tengah Krisis Kemanusiaan
Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) menggelar konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/10/2024).--ANTARA/HO-MER-C
RADAR JABAR - Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) kembali mengirimkan Tim Medis Darurat (EMT) ke-6 secara bertahap untuk membantu rakyat Palestina di Jalur Gaza. Berdasarkan keterangan pers MER-C pada Rabu (30/10) di Jakarta, Tim EMT ke-6 ini terdiri dari lima relawan yang diberangkatkan dalam dua tahap.
Tahap pertama dimulai pada Sabtu (26/10), dengan keberangkatan dokter bedah dr. Faradina Sulistiyani, Sp.B, dokter kandungan dr. Regintha Yasmeen, Sp. OG, dan perawat Nadia Rosi. Dua relawan lainnya, yaitu dokter bedah dr. Taufiq Nugroho, SpB., FINACS. FICS, dan perawat Kamal Putra Pratama, menyusul pada Selasa (29/10).
Ketua EMT MER-C, Arief Rachman, dalam pelepasan tim di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (29/10), menyampaikan bahwa situasi di Gaza semakin memburuk dalam sebulan terakhir, dengan minimnya akses bantuan kemanusiaan yang efektif. Meskipun demikian, MER-C tetap berkomitmen mengirimkan tim medis sesuai panduan WHO.
Arief menegaskan bahwa MER-C akan terus memberikan dukungan medis di tengah keterbatasan tenaga kesehatan dan obat-obatan di Gaza.
BACA JUGA:Krisis Pengungsian Sudan Mencapai Lebih dari 14 Juta Orang, Diwarnai Kekerasan di Al-Jazirah
BACA JUGA:Palestina Kutuk Pelarangan Israel terhadap UNRWA dan Desak Tindakan Internasional
"Terlepas dari situasi yang berkembang saat ini, MER-C masih konsisten mengirimkan tim medis dalam koridor WHO. Dengan banyaknya rumah sakit yang terpaksa tidak beroperasi karena keterbatasan dokter, tim medis dan obat-obatan, kita akan tetap memberikan support, memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan,” kata Arief," ujar Arief.
Pengiriman tim medis ini diharapkan dapat mendorong masuknya pasokan obat-obatan dan alat kesehatan ke Gaza.
“Kita tidak bisa bayangkan seandainya kemudian tenaga medis sudah tidak ada maka ketika kita mengirimkan barang-barang dari luar akan dipertanyakan untuk apa pemanfaatannya," tambahnya.
Tim EMT ke-6 direncanakan bertugas selama satu bulan, namun WHO menyarankan agar mereka bertahan hingga tiga bulan. MER-C akan mengevaluasi kondisi tersebut untuk memastikan keamanan dan kenyamanan tim.
BACA JUGA:Brigade Al-Qassam Serang Kendaraan Militer Israel di Gaza Utara
BACA JUGA:‘Iran Bukan Ingin Berperang dengan Israel, Melainkan Membela Rakyatnya’
"Kalau situasi memungkinkan dan teman-teman sanggup untuk bekerja tiga bulan, kita akan sangat menghargai dan akan kita upayakan agar kemudian teman-teman bisa bekerja di sana dalam situasi yang aman," tegasnya.
Tim EMT ke-6 akan bertugas di Gaza Tengah, tepatnya di Rumah Sakit Lapangan Public Aid Hospital. Arief menekankan bahwa krisis kemanusiaan saat ini lebih berat dibandingkan tahun lalu, dengan dampak luas terhadap warga Gaza, pekerja kemanusiaan, dan relawan MER-C.
Sumber: antara