Mahalnya UKT Buat Kualitas Pendidikan Tinggi di Indonesia Menurun, Kalah Jauh dengan Malaysia

Mahalnya UKT Buat Kualitas Pendidikan Tinggi di Indonesia Menurun, Kalah Jauh dengan Malaysia

Kualitas Pendidikan Tinggi di Indonesia Menurun-Kampus UI-

RADAR JABAR - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPBM) 2024 mengumumkan bahwa sebanyak 159.029 siswa lolos dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024. Selain itu, sebanyak 231.104 pendaftar dinyatakan lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2024.

Sebuah perguruan tinggi melaporkan bahwa sekitar 30% mahasiswa terpaksa drop out setiap tahunnya karena tidak mampu membayar biaya kuliah. Ini bukan sekadar angka, melainkan mimpi-mimpi yang hancur dan masa depan yang tergadai.

Banyak mahasiswa harus bekerja paruh waktu, mengorbankan waktu belajar mereka, atau yang lebih buruk lagi, berhenti melanjutkan pendidikan karena ketidakmampuan membayar uang kuliah.

Menurut Kompas, kenaikan biaya operasional kampus untuk pemeliharaan gedung, pengadaan alat laboratorium, dan gaji dosen telah mendorong Uang Kuliah Tunggal (UKT) ke level yang sangat mahal, tidak terjangkau oleh standar pendapatan normal warga negara Indonesia.

Laporan CNN Indonesia mengungkapkan bahwa universitas-universitas berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbarui kurikulum dan memperluas kerja sama internasional, yang tentu saja membutuhkan dana besar. Namun, apakah kenaikan biaya ini sebanding dengan kualitas pendidikan yang diterima oleh mahasiswa?

UKT di Indonesia Kian Membengkak

Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 40% lulusan SMA di Indonesia tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena alasan finansial.

BACA JUGA:Dituduh Kampus Palsu Karena Bukti Ini, UIPM Tempat Raffi Ahmad Kuliah Akan Tuntut Netizen

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Bandung Minta Kejelasan Status dan Perkuliahannya

Efek jangka panjangnya adalah penurunan kualitas sumber daya manusia Indonesia, karena generasi muda yang potensial tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan tinggi. Angka pengangguran di kalangan Gen Z juga terus meningkat.

Sayangnya, dari lembaga pemeringkat perguruan tinggi paling terkenal di dunia, tidak ada satu pun universitas di Indonesia yang masuk dalam 100 besar QS World University Rankings 2024-2025.

Universitas Indonesia (UI), sebagai universitas terbaik di Indonesia, berada di peringkat 206 dengan skor 45,7 dari total maksimum skor 100. Bandingkan dengan tetangga kita, University of Malaya di Malaysia, yang berada di peringkat 60 dunia dengan skor 71,2.

Pertanyaannya adalah, apa sajakah masalah kualitas pendidikan tinggi di Indonesia? Apakah mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebanding dengan kualitas pendidikan, dan bagaimana transparansi penentuan UKT tersebut?

Masalah kualitas pendidikan tinggi di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kualitas pendidikan mencerminkan keunggulan akademik, fasilitas, serta dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan oleh kampus.

13 Indikator Kualitas Universitas Terbaik

Beberapa indikator kualitas universitas terbaik, berdasarkan QS World, Times Higher Education, dan Academic Ranking of World Universities (ARWU).

Sumber: