8 Perbedaan Islam Syiah dan Sunni dari Cara Ibadah hingga Rukun Iman

8 Perbedaan Islam Syiah dan Sunni dari Cara Ibadah hingga Rukun Iman

Perbedaan Islam Syiah dan Sunni-Doc. Aliran Sesat di Bandung, Syiah Bandung-

RADAR JABAR - Islam adalah agama terbesar kedua di dunia, diperkirakan memiliki 1,9 miliar pengikut di seluruh dunia. Islam memiliki sejarah panjang yang membentang hingga saat ini.

Namun, sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, perbedaan pandangan di kalangan umat Islam mulai muncul. Ketika Rasulullah SAW masih hidup, berbagai pandangan itu konsultasikan kepada beliau.

Namun, setelah wafatnya Rasulullah, sulit untuk menyatukan perbedaan pandangan tersebut. Akhirnya, perbedaan pandangan tersebut membentuk aliran mazhab atau submazhab.

Dikenal sebagai aliran Sunni, aliran Ahlusunah Wal Jamaah adalah yang paling banyak dianut oleh umat Muslim di seluruh dunia, mencapai sekitar 77%. Mereka tersebar di negara-negara seperti Arab, Turki, Pakistan, India, dan Malaysia. Di Indonesia, jumlah pengikut Sunni terbesar. Di sisi lain, aliran Syiah memiliki sekitar 20% pengikut Muslim di dunia, dengan mayoritas di Iran.

BACA JUGA:Mengenal Perbedaan Yahudi, Yudaisme, Israel, dan Zionis

Selain itu, terdapat aliran-aliran lain seperti Khawarij yang jumlahnya kecil dan terdistribusi di beberapa negara. Namun, yang paling mencolok adalah perbedaan antara Islam Sunni dan Syiah, yang bahkan dapat memicu konflik di kalangan umat Islam hingga saat ini.

Ketika berbicara tentang persamaan Islam Sunni dan Syiah, sebenarnya mereka memiliki banyak kesamaan dalam keyakinan dasar, terutama dalam tauhid atau kepercayaan kepada keesaan ilahi. Keduanya sepakat bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang benar dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Namun terdapat beberapa perbedaan yang menjadi landasan keyakina dai umat Islam Syiah dan Sunni yang masih dipegang teguh hingga saat ini.

Perbedaan Islam Syiah dan Sunni

1. Konsep Tauhid

Mereka juga setuju dalam konsep nubuat atau kenabian, serta dalam konsep maad atau kebangkitan manusia pada hari akhir.

2. Khalifah Pertama

Namun, perbedaan muncul ketika Rasulullah wafat. Tidak ada ahli waris langsung yang dapat ditunjuk sebagai penerusnya, sehingga muncul pertanyaan tentang siapa yang akan menjadi pemimpin selanjutnya. Hal ini menyebabkan perdebatan di antara pengikutnya.

Sebagian besar pengikut Rasulullah meyakini bahwa penerusnya dapat dipilih melalui konsensus, sementara sebagian kecil lainnya meyakini bahwa Rasulullah telah dipandu oleh Ilahi untuk memilih penerus dari kerabatnya yang terdekat, yaitu Ali Bin Abi Thalib.

BACA JUGA:Yuk Ketahui 10 Jenis-Jenis Puasa Wajib dan Sunnah dalam Islam, Apa Saja Ya?

Maka, perbedaan utama antara Sunni dan Syiah terletak pada siapa yang dianggap sebagai khalifah yang sah. Golongan Sunni, akhirnya, memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, sementara Syiah meyakini bahwa Ali Bin Abi Thaliblah yang seharusnya menjadi khalifah pertama. Meskipun pada akhirnya Sunni yang menang, perselisihan antara Sunni dan Syiah terus berlanjut, bahkan sampai saat ini.

Dalam konsep Tauhid, terdapat perbedaan khas antara Syiah dan Sunni. Dalam keyakinan Syiah, Ali dan para pemimpin keturunan Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai Imam, sosok Wali Allah yang ajarannya tidak mungkin salah.

Sumber: