Rumah Layak Huni di Jabar Masih Rendah

Rumah Layak Huni di Jabar Masih Rendah

Rumah Layak Huni di Jabar Masih Rendah-Antara/HO-

BANDUNG –  Pada tahun 2023, persentase rumah tangga yang mendapatkan hunian layak di Jawa Barat mencapai 54,17 persen.

Namun, angka tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan sejumlah provinsi lain di Indonesia.

Dalam Rapat Paripurna pada Kamis (28/03), Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, juga menyampaikan sejumlah pencapaian indikator kinerja utama daerah tahun 2023, salah satunya adalah terkait tingkat hunian yang layak.

 “Persentase rumah tangga hunian layak 54,17 persen,” katanya.

BACA JUGA:Banjir Bandang Terjang Cipongkor Bandung Barat, Akibatkan 30 Rumah Terendam

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), persentase hunian layak di Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2020, angkanya mencapai 52,28 persen, kemudian meningkat menjadi 53,14 persen pada 2021, dan mencapai 53,37 persen pada 2022.

Namun demikian, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, angka tersebut masih tergolong rendah. Pada tahun 2023, Jawa Barat menempati peringkat lima terbawah di Indonesia dalam hal persentase hunian layak.

Provinsi-provinsi lain yang berada di posisi serupa adalah Nusa Tenggara Timur dengan angka 42,7 persen, DKI Jakarta dengan angka 38,8 persen, Kepulauan Bangka Belitung dengan angka 32,57 persen, dan Papua dengan angka 29,01 persen.

BACA JUGA:7 Rekomendasi Racikan Masker Rumah yang Efektif untuk Wajah Glowing dalam 7 Hari

Selain itu, BPS juga mencatat bahwa masih banyak rumah tangga di Jawa Barat yang tinggal di rumah dengan luas lantai sama dengan atau di bawah 49 meter persegi.

Pada tahun 2023, persentasenya mencapai 35,47 persen. Sementara itu, untuk rumah dengan luas lantai antara 50-99 meter persegi, persentasenya mencapai 48,97 persen.

 Provinsi dengan persentase terbanyak untuk rumah dengan luas lantai sama dengan atau di bawah 49 meter persegi adalah Kabupaten Tasikmalaya dengan angka 56,53 persen, diikuti oleh Kabupaten Cianjur dengan angka 50,47 persen, dan Kota Bandung dengan angka 49,44 persen.

Sumber: