Retno Marsudi Ajak Kerja Sama Global dalam Menangani Krisis Air Dunia
Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Air Retno Marsudi. --ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww
RADAR JABAR - Sebagai langkah pertamanya sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Air, Retno Marsudi menekankan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi tantangan air.
Pada Pertemuan ke-40 UN-Water di New York pada Senin (4/11), Retno menyampaikan bahwa isu air merupakan elemen penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk perdamaian dan kemakmuran global.
“Kerja sama dan kolaborasi adalah kunci mempercepat pembangunan," ujar Retno, sebagaimana disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu (6/11).
Ia menambahkan, saat ini upaya penanganan air dunia dihadapkan pada keterbatasan sumber daya dan waktu.
BACA JUGA:Desak Israel Perbaiki Kondisi Kemanusiaan di Gaza, Ancaman Konsekuensi Jika Tak Dipenuhi
"Khususnya mengingat upaya penanganan air di dunia saat ini dihadapkan pada dua kendala besar, yaitu keterbatasan sumber daya dan keterbatasan waktu,” tambahnya.
Mengutip laporan Bank Dunia, Retno menyebutkan bahwa sumber daya yang ada sangat terbatas. Ia memperingatkan bahwa hingga 2030, dunia akan membutuhkan dana sebesar 6,7 triliun dolar AS untuk pembangunan infrastruktur air.
Retno juga mengingatkan beberapa tenggat penting dalam menyelesaikan permasalahan air global, termasuk Konferensi Air PBB 2026, tahap akhir Dekade Aksi Air 2028, dan pencapaian Agenda 2030.
Ia mengimbau komunitas internasional memperkuat sarana implementasi seperti pendanaan untuk perbaikan kualitas air dan sanitasi, serta mendorong anggota dan mitra UN-Water untuk meningkatkan upaya mereka.
BACA JUGA:Korea Utara dan Rusia Salahkan AS dan Sekutunya atas Ketegangan di Semenanjung Korea
BACA JUGA:Serangan Israel di Gaza Tengah Tewaskan Puluhan Warga Palestina
Dalam kesempatan tersebut, Ketua UN-Water Alvaro Lario menyambut kehadiran Retno dan menekankan pentingnya pengarusutamaan isu air dalam agenda PBB, termasuk Pembiayaan untuk Pembangunan.
Sumber: antara