Jangan Terlalu Sering Menonton Konten Self Development, Pahami Dulu Teori Ini

Jangan Terlalu Sering Menonton Konten Self Development, Pahami Dulu Teori Ini

Dampak Terlalu Sering Menonton Konten Self Development-Ilustrasi/Unsplash-

Ini yang sering membuat orang bingung. Maka dari itu, kita butuh self-awareness. Setiap orang dilahirkan dalam kondisi yang berbeda, meski mungkin ada beberapa kesamaan, tetapi tidak semuanya sama. Oleh karena itu, cara seseorang mencapai sukses juga pasti berbeda-beda.

Setelah memahami perbedaan antara self-awareness dan self development, penting untuk tidak menerima mentah-mentah semua tips yang ada di media sosial tanpa meneliti lebih jauh apakah tips tersebut cocok dengan kondisi dan karakter kita.

Sebagai contoh, tahun lalu saya berusaha memperbaiki jam dan durasi tidur saya. Saya melakukan riset, membaca berbagai referensi, dan membeli buku. Beberapa tips menyarankan sleep hygiene—menghindari beberapa kebiasaan sebelum tidur.

Saya mencoba mengikuti, tapi tetap saja saya kesulitan tidur dan kualitas tidur saya tetap buruk. Salah satu sarannya adalah berhenti menonton HP sebelum tidur, tetapi hal itu justru membuat saya semakin sulit tidur karena pikiran saya berkeliaran.

BACA JUGA:Mencintai Tidak Harus kepada Pasangan, Begini Cara untuk Self Love

BACA JUGA:3 Alasan Mengapa Kata-Kata Motivasi Dianggap Tidak Efektif Membuat Hidup Lebih Baik

Akhirnya, saya menemukan cara yang sesuai dengan diri saya, yaitu menonton film ringan sebelum tidur agar pikiran saya bisa berhenti bekerja dan saya bisa tidur lebih nyenyak.

Pada dasarnya, jika saya mencoba tidur tanpa melakukan kebiasaan ini, otak saya akan terus berkelana ke mana-mana, berpikir tanpa henti. Oleh karena itu, saya memilih untuk menonton sesuatu untuk menghentikan pikiran saya sebelum tidur.

Metode ini bertentangan dengan apa yang sering disarankan di konten-konten di media sosial, tetapi bagi saya, cara ini berhasil. Saya yakin kalian juga pernah menemukan tips di media sosial yang mungkin tidak cocok dengan kalian, seperti yang saya alami. Coba bagikan di kolom komentar agar orang lain tahu bahwa tidak semua saran bisa diterapkan secara universal.

Terlalu banyak menonton konten pengembangan diri bisa membuat seseorang merasa cemas. Ada sebuah studi dari Brown dan Ryan (2003) yang menemukan bahwa terlalu banyak mengonsumsi konten self development justru bisa meningkatkan kecemasan.

Mengapa? Karena sering kali, konten-konten ini membuat kita terlalu fokus pada kekurangan diri sendiri dan terus-menerus berusaha mencapai versi ideal dari diri kita. Tekanan untuk selalu menjadi lebih baik ini bisa membuat kita merasa tidak memadai dan khawatir ketika tujuan kita tidak tercapai.

Padahal, bisa saja tujuan yang disarankan dalam buku atau konten tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan sebagai individu. Seperti yang saya bilang sebelumnya, setiap orang diciptakan berbeda-beda.

BACA JUGA:10 Rekomendasi Film untuk Self-Healing saat Libur Panjang Lebaran

BACA JUGA:4 Penyebab Self Harm dan Cara Mengatasinya

Sebagai contoh, saya memiliki beberapa teman dengan otak yang sangat kreatif dan cemerlang, tetapi mereka orangnya berantakan, tidak terstruktur, sering terlambat, tidak punya rencana yang jelas, dan paling sering, suka kehilangan barang.

Sumber: