Jangan Terlalu Sering Menonton Konten Self Development, Pahami Dulu Teori Ini

Jangan Terlalu Sering Menonton Konten Self Development, Pahami Dulu Teori Ini

Dampak Terlalu Sering Menonton Konten Self Development-Ilustrasi/Unsplash-

RADAR JABAR - Manusia diciptakan berbeda-beda. Saya berbeda dengan kamu, dan kita mungkin berbeda dengan orang lain. Jika setiap orang diciptakan unik, tentu cara untuk mencapai kesuksesan finansial juga berbeda-beda bagi setiap orang.

Namun, di era sekarang, kesuksesan sering kali dianggap harus mengikuti satu template yang baku dan distandarisasi untuk semua orang. Akibatnya, banyak orang yang terlalu mendewakan materi, konten, dan buku-buku yang dianggap dapat membantu mereka mencapai kesuksesan finansial, yang seringkali diberi label sebagai "self development" atau pengembangan diri.

Padahal, metode yang disampaikan dalam konten atau buku self development tersebut mungkin tidak cocok untuk semua orang. Pernahkah kamu berpikir, jika manusia diciptakan berbeda, mengapa cara suksesnya harus sama dan monoton?

Ini adalah peringatan bagi kamu yang terlalu sering mengonsumsi konten self development. Tahukah kamu, terlalu banyak mengonsumsi konten self development tidak selalu membantu mencapai kesuksesan finansial.

Manusia Tak Terlalu Membutuhkan Asupan Self Development

Ada fenomena di mana banyak orang berlomba-lomba membaca buku nonfiksi, khususnya buku self development, seakan-akan jumlah buku yang dibaca adalah tolak ukur keberhasilan.

Namun, ada sebuah riset dari Jonathan Jackson dan koleganya pada tahun 2010 yang patut dipertimbangkan. Jackson adalah seorang profesor Psikologi dan Perilaku Ekonomi di London School of Economics.

BACA JUGA:Mengatasi Stres dan Kecemasan Simak 5 Manfaat Self-Healing untuk Kesehatan Mental

BACA JUGA:5 Cara Menghindari Perasaan Self-Blaming

Berdasarkan penelitian tersebut, mengonsumsi konten self development memang bisa meningkatkan beberapa aspek kepribadian, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan finansial.

Penelitian itu juga mengungkapkan bahwa orang yang lebih fokus pada pengembangan keterampilan praktis (hard skill) di industri tertentu dan memperluas jaringan (networking) memiliki peluang kesuksesan finansial 50% lebih besar dibandingkan mereka yang terlalu fokus pada self development.

Banyak riset yang menunjukkan bahwa korelasi antara mengonsumsi konten self development secara berlebihan dan kesuksesan finansial sangat kecil, terutama jika dibandingkan dengan mengembangkan keterampilan praktis.

Konten self development itu tidak membuat seseorang menjadi kaya. Untuk kalian yang terlalu berlebihan dalam mengonsumsi konten self development, penting untuk bisa membedakan antara self development dan self-awareness. Self-awareness jauh lebih penting untuk dipahami sebelum masuk ke self development.

Mengapa? Karena, seperti yang sudah saya sebutkan, setiap manusia berbeda. Maka, kita harus memahami diri kita sendiri terlebih dahulu—apa kelebihan kita, apa kelemahan kita, apa talenta dan minat kita.

Perbedaan Self Awareness dan Self Development

Singkatnya, self awareness adalah pemahaman mendalam tentang siapa kita. Sementara itu, self development adalah aktivitas untuk meningkatkan kualitas diri. Namun, pertanyaannya adalah, jika kita tidak memiliki self-awareness, kualitas apa yang sebenarnya ingin kita tingkatkan? Dan standar siapa yang kita ikuti?

Sumber: