5 Sisi Gelap Singapura yang Jarang Terlihat, Ternyata Begini Aslinya

5 Sisi Gelap Singapura yang Jarang Terlihat, Ternyata Begini Aslinya

Jalanan kecil di pusat perbelanjaan Singapura-Ilustrasi/Unsplash-

RADAR JABAR – Jika kita melihat lebih dalam, akan ditemukan sisi gelap Singapura yang jarang disorot media.

Singapura, negara yang luasnya hampir sama dengan DKI Jakarta, terletak di ujung Semenanjung Malaya, hanya berjarak sekitar 40 menit perjalanan dengan kapal dari Indonesia.

Meskipun dekat, Singapura telah jauh meninggalkan kedua tetangganya dalam hal kemajuan. Negara berlambang singa ini telah menjadi contoh negara yang sukses mencetak kemajuan di berbagai bidang.

Kota Singapura pun terlihat cantik, bersih, dan tertata rapi. Berdasarkan survei Indeks Pembangunan Manusia, masyarakat Singapura menempati urutan pertama di Asia Tenggara. Namun, apa yang selama ini kita ketahui tentang Singapura tidaklah selalu tentang kemajuan, kebersihan, atau keteraturan.

5 Sisi Gelap Negara Singapura

Berikut ini adalah beberapa sisi gelap Singapura yang jarang terlihat dari luar.

1. Persoalan-Persoalan yang Terabaikan

Sebelum membahas lebih jauh, perlu digarisbawahi bahwa tidak ada keberhasilan tanpa usaha yang maksimal, di mana pun itu. Prinsip ini juga berlaku pada bagaimana Singapura, dengan luas 728,6 km², mencapai keberhasilan dalam pembangunan negaranya.

BACA JUGA:PM Singapura Beri Apresiasi Pada Kepemimpinan Presiden Jokowi Bagi Indonesia dan ASEAN

BACA JUGA:4 Sisi Gelap Indonesia yang Buat Rakyatnya Geleng-Geleng Kepala

Singapura dihadapkan pada situasi sulit ketika dipaksa berpisah dengan Federasi Malaysia pada tahun 1965, didorong oleh konflik etnis yang berkepanjangan dan rumit.

Pada saat yang sama, Singapura menyadari bahwa wilayahnya tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk pembangunan negara. Ini menjadi kenyataan yang harus diterima.

Setelah merdeka dan menjadi negara independen, Singapura menghadapi banyak masalah, mulai dari krisis ekonomi, kerusuhan rasial, pemogokan, hingga penyelundupan.

Persoalan-persoalan ini menjadi tantangan serius yang harus dihadapi. Bahkan, pada tahun 1980-an, Singapura mengalami resesi besar-besaran. Meskipun kini situasinya sudah berbeda, hanya sedikit orang yang melihat Singapura dari sisi dalam. Masalah-masalah tersebut tidak sepenuhnya terselesaikan.

2. Lansia yang Harus Bekerja

Di balik kesuksesan suatu negara, terdapat sisi gelap yang sering kali tidak diketahui umum. Hal ini juga terjadi pada Singapura. Dalam tulisan "Turning the Corner in Singapore Developments," dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Singapura tidak selalu sejalan dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Terdapat ketimpangan di berbagai sektor, termasuk kesehatan masyarakat, teknologi, dan lingkungan. Banyak lansia di atas 65 tahun yang masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, namun seringkali kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Sumber: