Biden Klaim Paling Layak Jadi Presiden AS di Tengah Seruan Mundur

Biden Klaim Paling Layak Jadi Presiden AS di Tengah Seruan Mundur

Presiden Amerika Serikat Joe Biden--ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/nym

RADAR JABAR - Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa dirinya adalah kandidat terbaik untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum November mendatang, meskipun ada seruan dari publik agar ia mundur dari pilpres.

Biden yakin bisa mengalahkan mantan presiden Donald Trump, yang pernah menjabat pada periode 2017-2021.

"Saya pikir saya orang yang paling memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Saya pernah mengalahkannya, dan saya akan mengalahkannya lagi," ujar Biden dalam konferensi pers setelah KTT NATO di Washington, Kamis (11/7).

BACA JUGA:Menghormati Korban Genosida Srebrenica: Perpisahan dengan 14 Korban Terbaru

"Saya tidak melakukan ini sebagai warisan saya. Saya melakukan ini untuk menyelesaikan pekerjaan yang saya mulai," tambahnya.

Biden menegaskan bahwa ia akan terus maju karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Saya optimistis tentang ke mana arahnya," ujarnya.

BACA JUGA:NATO Tegaskan Koordinasi Bantuan ke Ukraina Tidak Membuat Mereka Pihak dalam Konflik

Pernyataan ini ia sampaikan sebagai respons terhadap seruan yang semakin meningkat dari anggota parlemen Demokrat, donor, dan para pendukung agar Biden keluar dari persaingan pilpres AS.

Biden juga mengungkapkan bahwa sekutu-sekutu AS dalam pertemuan puncak NATO mendorongnya untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden.

"Saya belum pernah melihat sekutu dari Eropa datang ke sini dan berkata, 'Joe, jangan mencalonkan diri'. Yang saya dengar mereka katakan adalah 'Anda harus menang. Anda tidak boleh membiarkan orang ini maju, dia akan menjadi bencana,' ujarnya, merujuk pada Trump.

BACA JUGA:12 Siswa dan Sopir Tewas dalam Kecelakaan Lalu Lintas di Gauteng Afrika Selatan

Biden menghadapi seruan untuk mundur dari pencalonannya sejak penampilannya yang buruk ketika melawan Trump dalam debat pertama mereka pada 27 Juni lalu.

Sumber: antara