Kenali 5 Alasan Mengapa Wanita Cepat Marah dan Sensitif Saat Menstruasi

Kenali 5 Alasan Mengapa Wanita Cepat Marah dan Sensitif Saat Menstruasi

Alasan Mengapa Wanita Cepat Marah dan Sensitif Saat Menstruasi--foto: Ilustrasi

Ketidaknyamanan fisik ini dapat membuat wanita lebih mudah marah dan sensitif terhadap situasi sehari-hari.

5. Stres Psikologis

Selain faktor-faktor fisik, stres psikologis juga dapat mempengaruhi suasana hati selama menstruasi.

Banyak wanita merasa cemas tentang menstruasi mereka, terutama jika mereka mengalami gejala yang menyakitkan atau tidak nyaman.

Stres psikologis ini dapat memperburuk perubahan suasana hati yang disebabkan oleh fluktuasi hormon dan gejala fisik.

Cara Mengatasi Perasaan Marah dan Sensitif Saat Menstruasi

Jika Anda sering merasa cepat marah dan sensitif selama menstruasi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelolanya:

Mengatur Pola Makan: Konsumsi makanan yang seimbang dan hindari makanan tinggi gula dan kafein.

Makanan yang kaya akan serat, protein, dan lemak sehat dapat membantu menjaga kadar gula darah stabil dan mengurangi perubahan suasana hati.

BACA JUGA:Lakukan 7 Cara Membuat Perasaan Menjadi Tenang Saat Gelisah

Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Endorfin dapat membantu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan suasana hati.

Istirahat yang Cukup: Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas. Tidur yang cukup dapat membantu tubuh pulih dan mengurangi stres.

Teknik Relaksasi: Latihan pernapasan, meditasi, dan yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh. Teknik-teknik ini efektif dalam mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.

Hidrasi yang Baik: Minum banyak air dapat membantu mengurangi retensi cairan dan kembung. Hidrasi yang baik juga penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Konsultasi Medis: Jika perasaan marah dan sensitif selama menstruasi sangat mengganggu, konsultasikan dengan profesional medis.

Mereka dapat memberikan saran dan, jika perlu, meresepkan pengobatan untuk membantu mengelola gejala.

Sumber: