Anggaran untuk Kominfo Mencapai Rp 4,9 T, Keamanan Data Masih Bisa Diretas

Anggaran untuk Kominfo Mencapai Rp 4,9 T, Keamanan Data Masih Bisa Diretas

Menkominfo Budi Arie didampingi Jajaran Eselon 1 Kementerian Kominfo saat menghadiri Rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat.-X@kemkominfo-

Direktur Jenderal Informatika dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong, menegaskan bahwa data yang dikunci oleh peretas tetap berada di dalam server PDN.

Dia juga memastikan bahwa peretas tidak dapat mengeluarkan atau mengambil data tersebut karena sistem PDN saat ini sudah diisolasi dan tidak dapat diakses dari luar.

"iya dibiarkan saja di dalam, sudah kita isolasi. Jadi enggak bisa diapa-apain. Enggak bisa diambil oleh dia (peretas) juga," kata Usman.

"Sudah diamankan data itu, sudah enggak bisa diutak atik oleh dia termasuk juga oleh kita. Karena sudah kita tutup kan," pungkasnya.

BACA JUGA:Disdik Jabar Tekankan Pentingnya Verifikasi dan Validasi Data dalam PPDB 2024

Sebelumnya diberitakan, Pusat Data Nasional mengalami gangguan sejak Kamis, 20 Juni 2024, yang berdampak pada sejumlah layanan publik di berbagai kementerian/lembaga.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa gangguan pada sistem PDN disebabkan oleh serangan siber. Penyerang mengirimkan malware dan mengenkripsi data di PDN, lalu meminta tebusan sebesar 8 juta dolar Amerika Serikat (AS).

"Tadi Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) konferensi pers di Kominfo. Saya tinggal karena saya harus ke sini. Ini serangan virus lock bit 302," ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Sementara itu, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta agar investigasi terhadap gangguan pada server Pusat Data Nasional (PDN) terus dilanjutkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

"Yang diutamakan kita itu mengembalikan, menormalkan keadaan. Alhamdulillah sekarang sudah normal," kata Wapres saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Banten, Senin (24/6/2024).

"Sebabnya apa yang terjadi itu sedang dilakukan (investigasi) oleh Kominfo dan juga oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan dari pihak keamanan sedang mencari sebabnya,” ucapnya.

Sumber: