Kanada Dukung Rencana Gencatan Senjata di Gaza yang Diusulkan Biden

Kanada Dukung Rencana Gencatan Senjata di Gaza yang Diusulkan Biden

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menjadi pembicara utama pada hari kedua ASEAN-Indo-Pacific Forum 2023 di Jakarta, Rabu (6/9/2023).--ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA

RADAR JABAR - Kanada menyatakan dukungannya terhadap rencana gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada hari Jumat (31/5).

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menegaskan kembali bahwa Kanada telah menyerukan gencatan senjata segera, peningkatan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dan pembebasan semua sandera.

"Usulan yang diajukan oleh @POTUS merupakan kesempatan untuk mengakhiri penderitaan dan kembalinya perdamaian. Semua pihak harus memanfaatkannya," tulis Perdana Menteri Kanada itu di X (dulu Twitter) yang merujuk kepada Presiden AS.

BACA JUGA:Mantan Pejabat AS: Barat Berperan Besar dalam Perluasan Konflik di Ukraina

Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan tingkat penderitaan warga akibat konflik Israel-Hamas sangat mengerikan dan harus dihentikan.

"Kanada telah menyerukan gencatan senjata segera selama berbulan-bulan - kekerasan harus dihentikan. Sandera harus dibebaskan dan Hamas harus meletakkan senjatanya," tulisnya juga. 

"Bantuan kemanusiaan tanpa hambatan harus diberikan kepada warga sipil Palestina. Kanada mendukung penuh usulan yang disampaikan @POTUS hari ini. Usulan itu harus diterima. Semua pihak harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengakhiri penderitaan warga dan membangun jalan menuju solusi dua negara," tambahnya.

BACA JUGA:PBB Gelar Upacara Penghormatan untuk Mendiang Presiden Iran

Sebelumnya, Biden menyatakan bahwa Israel telah menawarkan kepada kelompok Hamas kesepakatan tiga fase untuk mengakhiri permusuhan di Jalur Gaza dan mengamankan pembebasan sandera yang ditahan di daerah tersebut.

Presiden AS mengimbau Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut dan mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghindari tekanan dari anggota koalisi pemerintahannya yang menentang rencana tersebut.

Lebih dari 36 ribu warga Palestina telah tewas di Gaza sejak Israel memulai serangannya hampir delapan bulan lalu. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 82 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat. Sementara itu, serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 orang.

BACA JUGA:Trump Terbukti Bersalah atas 34 Dakwaan Terkait Pembayaran Uang Tutup Mulut

Sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade Israel yang menghambat akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang.*

Sumber: antara