PBB Minta Gencatan Senjata, Hamas Setujui, Tapi Israel Tetap Bebal Serang Rafah
Serangan Israel di Rafah Jalur Gaza-Ist-
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dilaporkan menolak isi dari proposal gencatan senjata tersebut. Meskipun begitu, Netanyahu menyatakan bahwa delegasi dari pihaknya tetap akan dikirim untuk melakukan perundingan di Kairo.
Dia juga mengungkapkan bahwa kabinet perang Israel telah sepakat secara bulat untuk terus melanjutkan operasi militer di Rafah dengan tujuan untuk menekan Hamas. Pada malam Senin tanggal 6 Mei 2024, serangan udara Israel yang intens dilaporkan terjadi di bagian selatan Gaza.
Israel Tetap Ingin Serang Rafah Meski Gencatan Senjata Disetujui
Menteri Keamanan Nasional Israel yang berpandangan sayap kanan jauh, Itamar Ben-Gvir, segera menggunakan platform media sosial untuk menolak kesepakatan dan meminta invasi terhadap Rafah.
Menurut laporan dari Al Jazeera, pada tanggal 6 Mei 2024 pukul 20.00 WIB, serangan Israel ke Gaza telah menyebabkan kematian sedikitnya 34.735 orang, termasuk lebih dari 14.500 anak-anak.
Selain itu, lebih dari 78.108 orang telah terluka dan lebih dari 8.000 orang lainnya masih belum ditemukan. Serangan udara Israel juga dilaporkan telah menewaskan beberapa puluh orang di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza, pada malam Senin (6/5) waktu setempat.
BACA JUGA:Kanselir Jerman Diskusikan Konflik Gaza dengan Perdana Menteri Israel
Pasukan militer Israel terus melakukan serangan terhadap Jalur Gaza meskipun Hamas telah setuju dengan tawaran gencatan senjata terbaru.
Berdasarkan laporan dari AFP dan Al Arabiya pada hari Selasa, tanggal 7 Mei 2024, militer Israel sebelumnya telah bersumpah untuk melakukan operasi darat yang besar di wilayah paling selatan Jalur Gaza.
Wilayah tersebut kini menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina yang mencari perlindungan dari konflik.
Otoritas rumah sakit Kuwait di Rafah melaporkan bahwa mereka telah menerima "lima martir dan beberapa korban luka" setelah serangan udara Israel pada malam hari. Menurut saksi mata dan sumber keamanan Palestina, wilayah tersebut saat ini menjadi target serangan militer Israel yang intens.
Berdasarkan laporan koresponden AFP di lapangan, militer Israel melakukan serangan udara secara intensif terhadap Rafah beberapa saat sebelum pukul 22.00 waktu setempat.
Serangan tersebut dilakukan setelah seruan berulang kepada warga agar mengungsi ke bagian timur wilayah tersebut.
BACA JUGA:ICC Desak Intimidasi Terhadap Perintah Penangkapan Pejabat Israel Dihentikan Segera
Aksi serangan terbaru Israel ini terjadi setelah Hamas, pada Senin (6/5) waktu setempat, menyetujui proposal gencatan senjata untuk konflik yang telah berlangsung selama tujuh bulan terakhir di Jalur Gaza.
Sumber: