Klaim Korea Selatan Sebagai Musuh Utama, Korea Utara Hapus Gambar Semenanjung Korea
Potret Kim Jong Un--ANTARA/KCNA/via Xinhua/am
Kim Jong-un juga telah menegaskan bahwa ia tidak akan mengupayakan penyatuan dengan Korea Selatan.
Peta Semenanjung Korea yang terbagi menjadi daerah Korea Utara dan Korea Selatan telah dihapus dari bagian atas situs Perdagangan Luar Negeri Korea Utara, sebuah situs yang dibuat untuk mempromosikan perdagangan Korea Utara dan menarik investasi.
Peta tersebut sebelumnya menjadi ikon dari laman penerbit berbahasa asing yakni Publications of the DPRK. DPRK adalah nama resmi dari Korea Utara, singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea.
BACA JUGA:Mesir Siap Sampaikan Argumen tentang Tindakan Israel di Palestina di ICJ
Penghapusan Semenanjung Korea, yang merupakan lambang unifikasi kedua negara, merupakan perwujudan dari pernyataan Kim Jong-un yang menyerukan revisi konstitusi negara pada pertemuan penting parlemen pada Januari lalu.
Kim meminta negaranya mendefinisikan Korea Selatan sebagai musuh utama dan seteru inti yang tak dapat diubah, serta menyusun komitmen untuk menekan wilayah Korea Selatan jika terjadi perang.
Pada Januari, stasiun penyiaran milik pemerintah Korea Utara menayangkan peta yang hanya menyoroti bagian utara Semenanjung Korea dengan warna merah, langkah yang dipandang sebagai upaya menghilangkan referensi terhadap unifikasi.
BACA JUGA:Borrell Tegaskan Israel Agar Tidak Melancarkan Serangan Darat di Rafah
Pekan lalu, stasiun penyiaran Jepang NHK melaporkan bahwa Korea Utara telah menghapus frasa yang melambangkan Korea bersatu dari lirik lagu kebangsaannya.
Lirik yang diunggah di situs Kementerian Luar Negeri Korea Utara tidak memuat kalimat "samcehonri", yang berarti tiga ribu mil yang mengacu pada panjang seluruh wilayah Semenanjung Korea, atau berarti sekitar 1.200 kilometer yang terbentang dari ujung utara Korea Utara ke pulau resor selatan, Jeju.
Menanggapi penghapusan lirik tersebut, Kementerian Unifikasi Seoul pada Jumat (16/2) menyuarakan penyesalan atas kebijakan Korea Utara itu dan menyesalkan langkah tersebut sebagai tindakan yang tidak nasionalis.
Sumber: antara