Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Resmi Didakwa atas Tuduhan Pemberontakan
Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol-intmonitor-X
RADAR JABAR - Kejaksaan Agung Korea Selatan pada Minggu resmi mendakwa Presiden Yoon Suk Yeol atas tuduhan memimpin pemberontakan dengan memberlakukan darurat militer bulan lalu. Dengan dakwaan ini, Yoon, yang ditangkap pada 19 Januari, menjadi presiden pertama Korea Selatan yang didakwa saat menjabat dan dalam tahanan.
Langkah kejaksaan diambil sehari sebelum masa penahanan Yoon berakhir. Kantor Investigasi Korupsi Pejabat Tinggi (CIO), yang memimpin penyelidikan terhadap Yoon, menyerahkan kasusnya ke kejaksaan pekan lalu karena tidak memiliki mandat untuk mendakwa presiden.
Pada Minggu pagi, jaksa senior Korea Selatan mengadakan pertemuan untuk menentukan langkah selanjutnya. Namun, hingga saat ini, mereka belum berhasil menginterogasi Yoon secara langsung.
Tim jaksa yang menyelidiki kasus tersebut telah meninjau bukti dan memutuskan bahwa mendakwa Yoon adalah langkah yang tepat. Ia diduga berkonspirasi dengan Menteri Pertahanan saat itu, Kim Yong-hyun, serta pihak lainnya, untuk menghasut pemberontakan dengan mendeklarasikan darurat militer.
BACA JUGA:Israel Belum Penuhi Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Lebanon
BACA JUGA:Lebih dari 550 Truk Bantuan Memasuki Gaza pasca Gencatan Senjatu Berlaku
Yoon juga dituduh mengerahkan pasukan ke parlemen guna mencegah pemungutan suara yang dapat membatalkan dekrit darurat militer tersebut. Jika masa penahanannya diperpanjang, jaksa berencana untuk menginterogasinya secara langsung.
Namun, pengadilan Seoul pada Sabtu menolak permintaan jaksa untuk memperpanjang masa penahanan Yoon, yang merupakan penolakan kedua. Berdasarkan hukum Korea Selatan, seorang tersangka harus dibebaskan jika tidak didakwa dalam masa penahanannya.
Sebelumnya, krisis politik Korea Selatan yang menyebabkan pemakzulan Yoon Suk Yeol dimulai pada Desember 2024. Pada 3 Desember, ia mendeklarasikan darurat militer, melarang aktivitas politik, dan menyerbu parlemen oposisi, tetapi mencabutnya enam jam kemudian. Meskipun meminta maaf, ia menolak mundur.
Parlemen akhirnya memakzulkan Yoon pada 14 Desember dengan dukungan 204 anggota, menjadikannya pemakzulan bersejarah. Perdana Menteri Han Duck-soo kemudian ditunjuk sebagai penjabat presiden. Pada 15 Januari 2025, Yoon ditangkap atas tuduhan pemberontakan, mengakhiri krisis politik yang mengguncang stabilitas Korea Selatan.
Sumber: antara