Borrell Tegaskan Israel Agar Tidak Melancarkan Serangan Darat di Rafah

Borrell Tegaskan Israel Agar Tidak Melancarkan Serangan Darat di Rafah

Kepala Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa yang juga Wakil Presiden Komisi Eropa Josep Borrell menyampaikan pandangan pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) bersama Uni Eropa di Jakarta, Kamis (13/7/2023).--ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz/aa.

RADAR JABAR - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Jumat (16/2) mengimbau Pemerintah Israel untuk tidak melancarkan serangan militer di kota Rafah, Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi mencari perlindungan dari serangan bertubi-tubi oleh Tel Aviv.

 

"Uni Eropa sangat prihatin atas rencana Pemerintah Israel mengenai kemungkinan serangan darat di Rafah, dimana lebih dari satu juta warga Palestina berlindung dari perang saat ini," ucap Borrell dalam pernyataan resminya. 

 

Meskipun Borrell menegaskan "hak Israel untuk membela diri," ia juga meminta Israel untuk tidak melakukan tindakan militer di Rafah yang dapat memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah buruk dan mencegah penyediaan kebutuhan dasar serta bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

BACA JUGA:Jepang Berhasil Luncurkan Roket H3 Baru Setelah Kegagalan Peluncuran pada 2023

 

Borrell juga meminta Israel untuk memastikan perlindungan terhadap warga sipil sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional dan mematuhi perintah Mahkamah Internasional yang diputuskan pada 26 Januari, yang dia tekankan sebagai ikatan hukum.

 

Ia menyoroti gugatan genosida yang diajukan terhadap Israel di International Court of Justice (ICJ) dan keputusan sementara pada Januari yang memerintahkan Israel untuk menghentikan tindakan genosida serta memastikan bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. Borrell juga menyerukan kepada kelompok Palestina Hamas untuk membebaskan seluruh sandera di Gaza.

 

Sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, Israel telah melakukan serangan balasan yang menyebabkan lebih dari 28.600 orang tewas dan menyebabkan kehancuran massal serta kekurangan bahan pokok di Gaza.

BACA JUGA:AS dan China Sepakat Lanjutkan Pembicaraan Mengenai Korea Utara dan Timur Tengah

 

Sumber: antara