3 Fakta Ironis Sistem Pinjol dan Paylater Sebagai Perangkap Kemiskinan

3 Fakta Ironis Sistem Pinjol dan Paylater Sebagai Perangkap Kemiskinan

Fakta Ironis Sistem Jebakan Pinjol dan Paylater-RJ-

Masa ada orang yang tambah miskin karena pinjol? Betul sekali, dan salah satu faktornya adalah suku bunga yang menyebabkan pelebaran jurang kemiskinan. Pinjol sering menawarkan pinjaman dengan suku bunga harian atau mingguan yang jauh di atas bunga konvensional yang dikenakan oleh bank atau lembaga keuangan tradisional.

Akibatnya, jumlah yang dibayarkan oleh peminjam menjadi sangat tinggi dalam jangka waktu singkat. Misalnya, jika seseorang meminjam uang dengan suku bunga harian yang tinggi, jumlah pembayaran bulanan dapat menjadi hampir tidak terjangkau bagi banyak individu, terutama mereka yang sudah berjuang secara ekonomi.

Alhasil, individu yang tidak mampu membayar pinjaman tepat waktu akhirnya pinjam lagi untuk membayar hutang sebelumnya. Ini menciptakan spiral utang yang makin lama makin besar. Keberadaan utang ini menyulitkan mereka untuk mendapatkan pijakan finansial yang stabil. Makanya banyak pengguna yang jadi korban bunuh diri akibat tidak sanggup membayar utang yang semakin menumpuk.

3. Jebakan Paylater

Namun, seiring semakin tegasnya regulasi dan kebijakan pemerintah dalam mengendalikan praktik pinjol yang merugikan, banyak dari penyedia pinjaman semacam ini mulai tenggelam. Tapi seiring tenggelamnya pinjol, muncul fenomena baru yang berpotensi memperdalam kemiskinan masyarakat.

Fenomena ini bernama "Buy Now Pay Later" (BNPL), bahasa kerennya adalah "beli sekarang bayar nanti". Meskipun pada permukaannya kedengarannya sebagai sebuah solusi bijak, tapi ternyata ada sisi gelapnya juga.

BACA JUGA:Aturan Baru Pinjol 2024 Menurut OJK

Dengan model BNPL ini, di mana tujuan utamanya adalah mengambil keuntungan dari keterlambatan pembayaran atau "late payment fee" seperti Shopee Pay Later yang menerapkan late payment fee sebesar 5% per bulan dari seluruh tagihan, hampir sama sistemnya dengan pinjol. Namun, bedanya di BNPL adalah strategi target sasaran orang konsumtif.

Makanya enggak heran kalau banyak penyedia BNPL bermitra dengan e-commerce untuk menawarkan promosi dan diskon khusus kepada pengguna.

Buy Now Pay Later ini juga memicu dorongan lebih lanjut bagi orang-orang yang konsumtif, tergoda dengan potensi penghematan atau keuntungan dari penawaran khusus. Generasi milenial dan Gen Z merupakan kelompok utama pengguna BNPL.

Apalagi, menurut laporan terbaru dari International Data Corporation (IDC) yang dirilis tahun 2022 kemarin, Indonesia menciptakan gelombang besar pembayaran online, penggunaan sistem Paylater di belanja online itu mencapai 530 juta dolar yang setara dengan 58% dari penggunaan Paylater di seluruh kawasan Asia Tenggara tahun 2020. Prestasi ini menjadikan Indonesia menjadi pemimpin tidak terbantahkan dalam tren pembayaran online.

Sementara itu, Malaysia mengambil posisi kedua dengan pengguna Paylater sebesar 60 juta. Filipina dan Thailand masing-masing mencatat penggunaan Paylater kira-kira 50 juta dan 13 juta dolar. Singapura dan Vietnam, meskipun lebih kecil, juga menyumbang sebesar 10 juta dolar atau 4 juta dolar dalam tren ini.

Laporan dari OJK juga mengungkapkan bahwa jumlah kontrak pengguna Buy Now Pay Later melesat menjadi 72,88 juta kontrak di tahun 2023 bulan Mei, menunjukkan pertumbuhan sebesar 33,25% dalam skala tahunan (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana pengguna Buy Now Pay Later mencapai 54,70 juta kontrak. Angka ini mencerminkan minat yang terus berkembang dalam layanan tersebut.

BACA JUGA:OJK: Total Pembiayaan Pinjol di 2023 Capai Rp59,64 Triliun

Bukan hanya itu, menurut SVP Marketing Communication Credivo, data menarik lainnya mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, 71,4% konsumen yang sebelumnya belum menggunakan layanan Paylater sudah merencanakan untuk mencobanya tahun depan.

Bahkan, 39,9% dari pengguna sudah menggunakan lebih dari satu layanan Paylater. Ini menunjukkan peningkatan signifikan, dengan 27% di Tahun 2022. Gila kan? Ini adalah tren yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan minat masyarakat tentang Buy Now Pay Later di Indonesia.

Sumber: