Kisah Nabi Zarathustra Bawa Ajaran Agama Majusi Tapi Tidak Menyembah Api
Kisah nabi Zarathustra dan agama Majusi-Flickr.com/swiss.frog-
Artinya, agama Zoroaster atau Majusi zaman dahulu tidak sama dengan yang sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi campur tangan manusia dalam ajaran tersebut, yang akhirnya mengakibatkan ajaran ketauhidan Zoroaster menjadi ternodai.
Dulu, mereka menganggap api hanya sebagai cahaya dari Tuhan. Mungkin jika di zaman sekarang, api bisa dianggap sama dengan lampu. Maka ketika beribadah, mereka harus memiliki api untuk menerangi ruangan tersebut, sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi dalam beribadah.
Di Islam, tidak dianjurkan untuk salat di tempat gelap, meskipun tidak ada larangan khusus untuk salat di tempat gelap. Hukumnya adalah mubah, tetapi bisa menjadi makruh jika kondisi gelap mengganggu konsentrasi dalam salat. Oleh karena itu, lebih baik salat di tempat yang terang.
mungkin persamaannya seperti itu, tapi ajaran zoroaster sekarang berubah dan menganggap kalau api adalah Tuhan. Api adalah bisa dianggap menjadi salah satu wujud dari Tuhan.
Bagaimana analoginya? Secara logika, jika api adalah Tuhan, maka Tuhan akan mati jika disiram air. Dan, jika terjadi kebakaran, maka artinya Tuhan sedang mengamuk sehingga melahap semua yang mengenainya.
Allah SWT berfirman, “ Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? Iblis menjawab; Engkau ciptakan aku dari api sedang dia (Adam) engkau ciptakan dari tanah.” Al-Quran surah Al-Araf ayar 12.
Wallahua'lam bishawab.
Sumber: jazirah ilmu