Lewat Film Dokumenter, UNIBI Siap Hidupkan Tradisi dan Bangun Kampung Penca Pertama di Jabar

Caption: Sejumlah anggota pencak silat perguruan Panglipur Pamager Sari saat foto bersama mahasiswa dan dosen FKD UNIBI, dalam kegiatan PKM membuat film dokumenter pelestarian warisan budaya lokal dengan digitalisasi. (Radar Jabar)--
JABAR EKSPRES - Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI) berhasil menyelesaikan produksi sebuah film dokumenter yang berfokus pada pelestarian tradisi lokal bernama Usik Sanyiru Padanan, sebagai bentuk komitmen nyata dalam menjaga kekayaan budaya daerah
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dari Jabar Ekspres, Usik Sanyiru Padanan merupakan salah satu warisan budaya lokal yang sarat nilai historis. Jurus ini dikenal sebagai jurus khas dalam tradisi pencak silat dari perguruan Panglipur Pamager Sari.
Keberadaannya tidak hanya dipandang sebagai rangkaian gerakan bela diri semata, melainkan juga memiliki ikatan yang kuat dengan perjalanan sejarah masyarakat Sunda, terutama yang hidup dan berkembang di wilayah Jawa Barat.
BACA JUGA:Tanam Ganja di Arjasari Bandung, Pria Paruh Baya Asal KBB Diringkus Polisi
BACA JUGA:Forum Wartawan Kebangsaan Desak Deputi dan Kabiro Pers Istana Dicopot
Upaya memperkenalkan sekaligus melestarikan warisan budaya yang berharga ini diwujudkan melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan tersebut digagas oleh Fakultas Komunikasi dan Desain (FKD) Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI). Sebagai bentuk nyata dari peran perguruan tinggi dalam menjaga identitas budaya daerah, kegiatan PKM ini dilaksanakan di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Bara
Ketua Tim PKM FKD UNIBI, Nugraha Sugiarta mengatakan, kegiatan ini bertema Reaktualisasi Usik Sanyiru Padanan Melalui Visualisasi Budaya: Mewujudkan Kampung Penca Pertama di Jawa Barat Sebagai Destinasi Budaya.
Dia juga menyampaikan, pengabdian ini merupakan kolaborasi antara dua program studi, yaitu Prodi Ilmu Komunikasi dan Desain Komunikasi Visual (DKV).
"Pengabdian yang dilakukan merupakan bagian dari proses produksi film dokumenter budaya, dengan durasi 15 hingga 30 menit. Bertujuan merekam sejarah, nilai filosofis, serta praktik jurus Usik Sanyiru Padanan secara utuh," katanya kepada Jabar Ekspres, Selasa (30/9).
BACA JUGA:Gerak Cepat Bupati Bandung Bantu Warga Penderita Tumor Rahim Asal Pameungpeuk
BACA JUGA:Polisi Ringkus Pelaku Jambret di Soreang: Korban Alami Kerugian Puluhan Juta Rupiah
Diketahui, Nugraha juga merupakan penulis buku “Menyigi Komunikasi Usik Sanyiru Padanan (Refleksi Spiritualitas dalam Kajian Filosofis Kesundaan)”, yang mengkaji secara mendalam sisi spiritual dan komunikasi budaya dari jurus tersebut.
"PKM yang dilakukan berangkat dari jurnal ilmiah, mengenai filosofis gerakan pencak silat Panglipur. Lebih difokuskan pada gerakan Sistem Pertahanan Usik Sanyiru Padanan. Karena ini merupakan gerakan yang hampir punah juga," ucapnya.
Menurut Nugraha, gerakan bela diri pencak silat Panglipur sejak awal dibentuk hingga sekarang, sudah banyak diterapkan oleh berbagai perguruan.
Sumber: