Kisah Nabi Zarathustra Bawa Ajaran Agama Majusi Tapi Tidak Menyembah Api

Kisah Nabi Zarathustra Bawa Ajaran Agama Majusi Tapi Tidak Menyembah Api

Kisah nabi Zarathustra dan agama Majusi-Flickr.com/swiss.frog-

Kemudian, setelah Persia ditaklukkan oleh orang Arab pada abad ke-7 Masehi, sebagian besar penduduk Persia memeluk agama Islam.

Pada sekitar abad ke-10 Masehi, sebagian penganut Agama Zoroaster melarikan diri dari Iran ke Hormuz, sebuah pulau yang terletak di Teluk Persia.

Di sana, mereka dan keturunan mereka pergi ke India dan mendirikan komunitas yang disebut sebagai Parsis, yang artinya "orang yang berasal dari Persia."

Hingga saat ini, jumlah mereka mencapai sekitar 100.000 orang, dan mereka tinggal di India, terutama di dekat Mumbai.

Dalam The Miracle 15 in One Syamil Alquran, disebutkan bahwa "Majusi" adalah sebutan dalam Islam bagi penganut agama Zoroaster dari Persia. Zarathustra merombak agama Indo-Eropa yang menyembah dewa-dewa dan menurunkan derajat mereka menjadi sekadar malaikat.

Tuhan dianggap sebagai Esa atau tunggal, yang disebut Ahurada. Dalam perang Kosmos, Ahurada ini selalu bertarung dengan Penguasa Kegelapan yang bernama Ahriman, yang kemudian diadopsi oleh orang-orang Ibrani sebagai setan atau iblis, seperti Azazil atau Lucifer.

Agama Orang Persia Sebelum Kelahiran Zarathustra

Jauh sebelum kelahiran Nabi Zarathustra, ada beberapa agama yang dianut oleh penduduk di Iran atau Persia, seperti politeisme, paganisme, dan animisme.

Sebelum kedatangan Zarathustra, masyarakat di Persia tidak memiliki keyakinan tauhid secara umum. Politeisme adalah penyembahan lebih dari satu Tuhan, paganisme adalah penyembahan berhala, sedangkan animisme adalah penyembahan roh halus atau jin.

Oleh karena itu, kedatangan Zarathustra dan ajarannya menjadi sangat signifikan dalam membawa tauhid kepada masyarakat tersebut.

Allah SWT mengutus seorang nabi yang berasal dari kalangan mereka sendiri, yang bernama Zarathustra. Zarathustra mulai berdakwah kepada orang-orang dan berusaha membawa perubahan serta memperbaiki sistem kepercayaan kaumnya.

Meskipun dakwahnya tidak mudah, satu per satu kaumnya mulai mengikuti ajaran Zarathustra karena Allah SWT memberi beberapa mukjizat kepada nabi ini, sehingga orang-orang percaya pada pesan yang disampaikan oleh Zarathustra.

Salah satu mukjizat yang paling terkenal dari nabi Zarathustra adalah kesembuhan dari berbagai penyakit. Dengan perantaraan Zarathustra, penyakit tersebut bisa sembuh dengan seketika, dan hal ini membuat banyak orang akhirnya mempercayai ajaran Zarathustra.

Perbedaan Agama Majusi Zaman Dahulu dengan Sekarang

Agama Zarathustra memiliki beberapa kesamaan dengan agama samawi, seperti mengajarkan tentang adanya hari kebangkitan, jembatan penghakiman, dan Tuhan yang Esa dengan 10 nama dan sifatnya yang dilafalkan dalam ritual peribadatan.

Namun, menurut beberapa riwayat, setelah melalui beberapa zaman, agama Zoroaster yang dahulu menyembah Allah SWT kini berubah menjadi penyembah api.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Al Hijr Sebagai Kota Metropolitan Kuno Terkutuk pada Zaman Kenabian

Sumber: jazirah ilmu