Jejak Kuasa dan Kebengisan Gregorius Ronald Tannur, Polrestabes Surabaya Sampai Berbohong

Jejak Kuasa dan Kebengisan Gregorius Ronald Tannur, Polrestabes Surabaya Sampai Berbohong

Kronologi kejadian penganiayaan yang dilakukan Gregorius Ronald tannur yang adalah anak dari anggota DPR RI Dapil NTT, Edward Tannur-Ist-

RADAR JABAR - Kasus kekerasan yang melibatkan anak pejabat memang menarik untuk dibahas. Selalu ada relasi kuasa di baliknya. Gregorius Ronald Tannur sudah terkonfirmasi sebagai anak anggota DPR RI fraksi PKB Dapil NTT, Edward Tannur.

Video saat korban tergeletak tak sadarkan diri pun viral di media sosial. Di video tersebut, terlihat Ronald tengah berpura-pura meminta bantuan pada orang sekitar setelah menganiaya pacarnya.

Keterangan itu berawal dari Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal kepada wartawan, Jumat, 6 Oktober 2023, membenarkan bahwa Gregorius adalah anak anggota DPR Fraksi PKB Edward Tannur.

”Kami telah mengonfirmasi kepada anggota Fraksi PKB DPR RI atas nama Edward Tannur soal ini. Dan, beliau (Edward Tannur) membenarkan bahwa R (Gregorius Ronald Tannur) adalah putranya,” kata Cucun kepada wartawan.

BACA JUGA:Polisi Gagal Bela Gregorius Ronald Tannur Setelah Dokter Umumkan Hasil Autopsi

Dini Sera Afrianti hanya seorang wanita asal Sukabumi yang mencoba peruntungan di Surabaya.

Dia adalah seorang janda yang memiliki anak berusia 12 tahun yang tinggal di rumah orangtuanya di Sukabumi. Di Surabaya, Dini bekerja sebagai SPG (sales promotion girl) freelance.

Dugaan Kapolsek Lakarsantri Dicopot Usai Beri Keterangan Palsu

Kasus yang menimpa Dini menyebabkan Kapolsek Lakarsantri, Kompol Hakim, dicopot dari jabatannya.

Kuasa hukum Dini, Dimas Yemahura Al Farauq, mengungkapkan bahwa Kompol Hakim terlalu cepat dalam mengumumkan kepada media bahwa kematian Dini disebabkan oleh penyakit. Saat ini, Kapolsek Lakarsantri telah diganti oleh Kompol M. Akhyar.

”Seharusnya seorang kapolsek menunggu proses visum atau autopsi, tapi beliau sudah memberikan statement seperti itu pada saat itu. Seandainya kami, tim kuasa hukum, tidak melakukan tindak lanjut melaporkan ke pihak lebih tinggi, Polrestabes Surabaya, tentunya kasus hilangnya nyawa seorang perempuan ini tidak akan pernah terungkap dengan benar dan adil,” ujar Dimas Yemahura kepada wartawan pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Pernyataan Dimas bertolakbelakang dengan pernyataan Kasihumas Polrestabes Surabaya AKP Haryoko Widhi. Menurut Haryoko, Kompol Hakim dicopot karena sakit.

”Kompol Hakim sakit sejak dua bulan lalu. Dirawat akibat prostat. Bukan digeser sekarang, dari dulu setelah Pak Kapolsek Lakarsantri masuk rumah sakit. Satu minggu setelah beliau masuk opname, sudah diterbitkan surat perintah penunjukan pejabat sementara, yaitu wakapolsek,” AKP Haryoko kepada wartawan, Jumat, 6 Oktober 2023.

”Karena berjalan dua bulan, beliau (Kompol Hakim) belum sembuh-sembuh, polrestabes mengeluarkan surat lagi, menunjuk pejabat sementara Kompol M. Akhyar sebagai kapolsek Lakarsantri,” lanjutnya

Pihak Polrestabes Surabaya Berbohong

Ternyata, ada jejak digital media sosial yang membuktikan bahwa Kompol Hakim tidak dirawat di rumah sakit, tetapi masih aktif bertugas.

Sumber: harian disway