BPS Sebut Inflansi Tahunan Sebesar 2,35 Persen di Jawa Barat
BPS Sebut Inflansi Tahunan Sebesar 2,35 Persen di Jawa Barat-Kepala BPS Provinsi Jawa Barat (Jabar) Marsudijono saat memberikan paparan bulanan, di Bandung, Senin (2/10)-ANTARA/HO-BPS Provinsi Jawa Barat
RADAR JABAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mencatat bahwa pada bulan September 2023, tingkat inflasi tahunan atau year on year (yoy) mencapai 2,35 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,95. Hal tersebut merupakan perbandingan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami penurunan.
Kepala BPS Provinsi Jabar, Marsudijono, mengungkapkan bahwa hal ini mencerminkan keberhasilan tim TPID dalam mengendalikan inflasi, terutama di Provinsi Jawa Barat.
BACA JUGA:Link Situs Pesan Tiket Gratis KCIC Whoosh dan Cara Pendaftarannya
"Ini menunjukkan tim TPID kami mampu berbuat banyak mengendalikan inflasi khususnya di Provinsi Jawa Barat. Sebelumnya pada (yoy) bulan Agustus kami mengalami inflasi 3,27 persen" ujar Marsudijono di Bandung, pada Selasa (3/10).
Berdasarkan pemantauan BPS di tujuh kota di Jabar, terjadi inflasi yoy sebesar 2,35 persen di bulan September 2023. Hal tersebut menandakan bahwa kenaikan IHK dari 114,27 pada bulan September 2022 menjadi 116,95 pada bulan September 2023.
Selain itu Marsudijono juga mencatat bahwa dari tujuh kota tersebut, IHK semuanya mengalami inflasi tahunan pada bulan September 2023. Tingkat inflasi tertinggi terjadi di Kota Cirebon sebesar 3,07 persen dengan IHK 113,32, sementara yang terendah terjadi di Kota Depok sebesar 1,96 persen dengan IHK 116,95.
Menurutnya, kota-kota lainnya di Jabar juga mengalami inflasi tahunan, seperti Kota Bogor sebesar 2,98 persen dengan IHK 118,06, Kota Sukabumi sebesar 2,78 persen dengan IHK 115,74, Kota Bekasi sebesar 2,34 persen dengan IHK 118,01, Kota Bandung sebesar 2,30 persen dengan IHK 115,45, dan Kota Tasikmalaya sebesar 2,96 persen dengan IHK 114,34.
BACA JUGA:Ulama Jawa Barat Dukung Ridwan Kamil Menjadi Cawapres di Pemilu 2024
Marsudijono berharap bahwa tingkat inflasi dapat tetap terkendali dalam tiga bulan ke depan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Mudah-mudahan angka inflasi tinggal tiga bulan ke depan kami mampu sesuai target yang sudah dicanangkan oleh pemerintah" ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa inflasi ini terjadi karena terjadi kenaikan harga hampir di semua kelompok pengeluaran, seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,96 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,23 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,34 persen, serta kelompok perlengkapan rumah tangga, kesehatan, transportasi, rekreasi, pendidikan, penyediaan makanan dan minuman, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Marsudijono juga mencatat bahwa beberapa komoditas, seperti beras, rokok kretek filter, sewa rumah, kontrak rumah, rokok putih, daging ayam ras, emas perhiasan, dan tukang bukan mandor, memberikan andil yang signifikan dalam inflasi tahunan pada bulan September 2023.*
Sumber: antara