Menyentuh! Isi Curhatan Jessica Wongso di Depan Hakim Saat Divonis 20 Tahun Penjara
Isi Nota Banding Sekaligus Curhatan Jessica Wongso di Depan Hakim Saat Divonis 20 Tahun Penjara-Antara-
Namun, saya sadar bahwa tidak ada yang luput dari kehendak Tuhan Yang Maha Esa, dan selama ini saya diberikan kekuatan yang sangat luar biasa untuk menghadapi cobaan ini.
Mirna adalah teman yang baik karena dia memiliki sifat yang ramah, baik hati, dan jujur dengan teman-temannya. Selain itu, dia juga sangat humoris, kreatif, dan pandai.
Meskipun kita jarang bertemu karena tinggal di negara yang berbeda, tetapi sangat mudah untuk menghabiskan waktu berjam-jam bercanda dan mengobrol saat bertemu.
Tidak pernah terlintas di pikiran saya bahwa Mirna datang dari keluarga yang siap menekan dan mengintimidasi siapapun yang mereka percaya telah berbuat hal yang buruk.
Meskipun tanpa penjelasan yang pasti, itu membuat saya berpikir, "Apakah mereka menjadi jahat karena kehilangan Mirna?"
Bagaimanapun juga, saya tidak membunuh Mirna, jadi seharusnya tidak ada alasan untuk memperlakukan saya seperti sampah. Saya mengerti kesedihan mereka, dan saya juga merasa sangat kehilangan.
Tapi saya pun dituduh membunuh, yang membuat saya bingung tentang bagaimana mengungkapkan perasaan ini dengan kata-kata.
Sebelum kejadian ini, saya tidak mendapatkan firasat apapun yang menunjukkan bahwa hari itu akan merubah hidup banyak orang. Semua hal yang saya lakukan dan tidak saya lakukan dibesar-besarkan, dan seluruh rakyat Indonesia menghakimi saya.
Semua tuduhan kejam berdasarkan tuduhan yang saya tidak mengerti, tapi membuat semua orang percaya bahwa saya adalah seorang pembunuh.
Keluarga saya di pojokan dan kami dibuat sangat menderita. Sangat sulit untuk menjelaskan apa yang sebenarnya saya rasakan.
Atas kejadian ini, saya tidak tahu harus berbuat apa. Apakah benar ini gara-gara kopi? Tetapi satu hal yang saya tahu dan yakinkan, saya tidak menaruh racun dalam kopi yang diminum oleh Mirna.
Seringkali, saya berpikir apakah ada hal yang bisa saya lakukan lebih baik pada hari itu untuk mengubah semuanya. Pikiran ini membuat saya sangat sedih dan tertekan.
Dalam waktu yang cukup lama, saya tidak bisa berupaya untuk membela diri. Walaupun kenyataan hidup saya sangat mengerikan, saya yakin bahwa Tuhan mendengar doa saya. Ini adalah doa orang yang tertindas. Pada hari kematian Mirna, mimpi buruk saya dan keluarga saya dimulai.
Sejak di rumah duka, saya sudah dituduh menaruh sesuatu di kopinya Mirna. Kemudian, polisi tanpa seragam dan identitas mulai berdatangan ke rumah.
Bahkan keluarga sekitar terganggu, dan wartawan mulai datang ke rumah. Akhirnya, saya tampil di media dan dicemooh.
Sumber: