Ratusan Emak-Emak PKS di Bogor Ikutan Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Ratusan Emak-Emak PKS di Bogor Ikutan Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Salahsatu demonstran melakukan aksi freeze mob sambil membentangkan poster bertuliskan penolakan kenaikan harga BBM di seputaran Tugu Kujang, Kota Bogor, Sabtu (10/9). (Yudha Prananda / Jabar Ekspres)--

BOGOR - Aksi sejumlah elemen yang melakukan demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus digelar selama sepekan terakhir ini.

Teranyar, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bogor akhirnya ikut turun ke jalan menyuarakan keluhan masyarakat atas kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut di seputaran Tugu Kujang, Kota Bogor pada Sabtu, 10 September 2022.

Dalam aksi tersebut, DPD PKS mengerahkan sebanyak 600 massa yang terdiri dari anggota dan para kader PKS se-Kota Bogor, yang didominasi oleh emak-emak alias ibu-ibu.

Ratusan massa dengan kompak mengenakan seragam putih oren dan berbaris di sepanjang pedestrian Jalan Pajajaran hingga Jalan Otto Iskandardinata (Otista) sambil mengibarkan bendera berlambang PKS, serta membentangkan poster dan spanduk penolakkan kenaikan harga BBM.

"PKS Menolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Jangan Bikin Rakyat Tambah Sengsara," tulis salah satu kader PKS dalam posternya.

Aksi unjuk rasa tersebut juga turut diikuti oleh salah satu anggota DPRD dari fraksi PKS, Anna Mariam Fadhilah yang terlihat ikut serta menjadi orator pada demo tersebut.

Dalam orasinya Anna mengatakan, kebijakan kenaikan harga BBM menjadi bukti ketidak pedulian pemerintah kepada masyarakat, terlebih pemerintah justru tetap berfokus pada proyek yang memakan anggaran besar seperti Ibu Kota Negara

"Hari ini DPD PKS Kota Bogor menggelar aksi freeze mob menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Aksi ini kita selanggarakan di seluruh kota dan kabupaten se-Indonesia sesuai dengan instruksi DPP PKS," kata Koordinator Lapangan, Rozie Putra.

Pihaknya menilai, adanya kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga BBM disituasi menuju pemulihan ekonomi seperti saat ini, justru tidak bijak dan tidak tepat.

"Tuntutan kita hanya satu saja, agar pemerintah mencabut kebijakan naiknya harga BBM ini dan kembali ke harga normal, bahkan kalau perlu turun dari harga sebelumnya," harapnya.

Rozie menjelaskan, tak sedikit dampak darikenaikan harga BBM tersebut, maka dari itu kehadiran ibu-ibu dalam aksi tersebut menunjukkan jika mereka juga turut terdampak dengan naiknya harga BBM.

"Karena jelas sangat berdampak sekali kepada kebaikan harga-harga sembako dan bahan-bahan lainnya. Dengan adanya kebijakan itu, maka harga bahan pokok sehari-hari juga terancam naik," tandasnya. (YUD)

 

Sumber: