Imbas Harga BBM Naik, Pedagang Kecil Menjerit!
MAKIN TERASA: Pedagang makanan khas Sunda, Nanan Suryanah Setiani (51) mengutarakan keluhannya terkait dampak kenaikan BBM kepada Ketua DPW PKS Jabar, Haru Suandharu.-(Foto: Erwin Mintara D. Yasa/Jabar Ekspres)-
BANDUNG, RadarJabar - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Haru Suandharu mendapatkan keluhan dari pedagang kecil. Terkait dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Kala itu, Haru Suandharu tengah mengunjungi beberapa tenant pelaku usaha kuliner pada Festival Kuliner Bandung, di lapangan Gasibu Mini, Antapani Bandung, Minggu (25/8).
Saat di stan produk makanan khas Sunda: rujak cuka. Dirinya langsung mendapat keluhan.
Nanan Suryanah Setiani (51), mengutarakan keluhannya. Baginya, mengais rezeki saat melambungnya harga BBM bersubsidi tidaklah mudah.
Pasalnya, harus menyesuaikan harga bahan pokok dan berbagai komoditas yang ikut kian mendidih.
"Tolong pak sampaikan ke pemerintah, kami sudah dua tahun pak dilanda pandemi Covid-19, kami hampir gulung tikar pak. Sekarang BBM, listrik, bahan-bahan jualan, ongkos malah naik," keluh Nanan kepada Haru Suandharu.
Dikondisi saat ini, dia mengaku harus memutar otak untuk tetap bisa menjual dagangannya. Meski pun terdengarnya cukup pahit, tapi tetap dijalaninya dengan penuh rasa syukur.--Untuk menafkahi keluarga.
"Ngaruh banget. Mau naikin harga takut tidak laku, turunin ukuran juga masih tetap tidak bisa ngejar harga. Lagi muter otak gimana caranya tetep produksi. kalau tidak produksi tentunya tak punya penghasilan," katanya sambil menunjuk dagangannya.
Nanan menuturkan, sudah berjualan sudah belasan tahun. Produknya ini (rujak cuka) merupakan kesekian kalinya jenis usaha yang telah dia tekuni. Terlebih saat masa pandemi, dia sering mengalami jatuh bangun dalam bisnisnya.
"Tolong kami berikan solusinya supaya bisa usahanya. Saya sudah lama berjualan ini dan itu, tetap saja," tuturnya.
Dia mengatakan, selaku pedagang kecil belum pernah mendapatkan bantuan sosial (bansos). Hanya saja, dia hanya meminta pemerintah memberikan solusi sejumlah bahan pokok melambung tinggi.
"Saya belum pernah diberita bansos. Saya butuh solusi. Bagaimana ekonomi pedagang kecil bisa stabil kembali. Bukan hanya diiming-imingin dengan bantuan, tetapi solusi tidak ada," kata dia.
Terakhir, dia mengatakan bahwa para pelaku usaha kecil di daerahnya banyak yang berstatus janda. Menurutnya, perlu diberikan solusi. Tujuannya supaya bisa menjadi tulang penggung keluarga.
"Harus mengurus anak-anak. Ada yang masuk SMA, bahkan kuliah. Kami kalau disebut menjarit, ya iya. Kepada siapa lagi saya harus mengadu," tandasnya.
Sumber: Jabar Ekspres