Garam Rendah Natrium 'Gamy' Hasil Inovasi IPB University untuk Kesehatan dan Kecantikan

Garam Rendah Natrium 'Gamy' Hasil Inovasi IPB University untuk Kesehatan dan Kecantikan

Tim peneliti di Departemen Teknologi Hasil Perairan, FPIK IPB University, Prof Nurjanah menunjukkan salasatu produk inovasi dari sumberdaya perairan yang dikembangkan sejak tahun 2016. -(Foto: Yudha Prananda/Jabar Ekspres)-

BOGOR, RadarJabar - Rektor IPB University Prof Arif Satria meluncurkan empat inovasi baru saat Launching Hasil Penelitian Unggulan, di antaranya adalah varietas bawang merah Tajuk dan SS Sakato, Garam Gamy, Lele IPB-C1KUAT dan Integrated Farming Berbasis Sagu untuk Ketahanan Pangan.

Dalam sambutannya, Arif mengatakan bahwa IPB University terus berkreasi untuk menghasilkan sesuatu yang disebut Future Practice.

Menurutnya, untuk menciptakan inovasi, harus menerapkan future practice daripada best practice

“Kita harus menemukan future practice yang dapat menciptakan ruang untuk eksplorasi,” katanya di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), di Science and Techno Park (STP), Kampus Taman Kencana, Kota Bogor pada Selasa, 30 Agustus 2022.

Dia menjelaskan salahsatunya, Tim peneliti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University yang berhasil mengembangkan Garam Gamy berbahan dasar rumput laut.

"Garam Gamy merupakan salah satu produk inovasi dari sumberdaya perairan yang dikembangkan sejak tahun 2016 oleh Prof Nurjanah bersama tim peneliti di Departemen Teknologi Hasil Perairan, FPIK IPB University. Anggota tim penelitian ini antara lain Dr Asadatun Abdullah dan dr Naufal Muharam Nurdin," paparnya.

Dia menilai, produk yang berasal dari hasil laut Indonesia memiliki potensi bahan pangan lokal yang luar biasa, karena hasil budidaya perairan tertinggi di Indonesia itu adalah sumber laut.

Menurutnya, salah satu yang krusial adalah Indonesia masih memproduksi bahan mentah yang kemudian diekspor ke berbagai negara, seperti ke China, Filipina, lalu diolah di sana hingga dikembalikan lagi ke Indonesia.

"Oleh karena itu, inovasi ini bisa meningkatkan kredibilitas dan memberikan solusi bagi orang yang memiliki hipertensi. Saya kira ini merupakan solusi yang sangat cerdas terkait inovasi Garam Gamy," bangganya.

Sementara itu, Prof Nurjanah menjelaskan, inovas tersebut diberi nama komersil Garam Gamy, yang secara istilah memiliki arti Berani dan Menjangkau.

"Pengembangan garam rumput laut ini bekerja sama dengan mitra startup PT Akuanutrindo Sukses Makmur,” katanya.

Dia menyebut, bahwa Garam Gamy merupakan garam rendah natrium yang bahan baku utamanya dari rumput laut tropika Indonesia, yaitu rumput laut cokelat, hijau dan merah.

Garam yang dihasilkan mampu mendekati standar rasio Na:K untuk garam diet (1:1) dan memiliki kadar NaC| kurang dari enam puluh persen sesuai standar garam rendah natrium.

“Garam Gamy memiliki manfaat untuk membantu para konsumen yang sedang menerapkan diet garam, konsumen penderita hipertensi ataupun konsumen yang tidak memiliki kategori dua utama tersebut agar tetap bisa menikmati rasa asin dan umami,” jelasnya.

Sumber: Jabar Ekspres