Wabah Campak Menyebar di AS, 800 Kasus Dikonfirmasi di 27 Negara Bagian

Ilustrasi penyakit campak--Freepik
RADAR JABAR - Sebanyak 800 kasus campak telah terkonfirmasi di 27 negara bagian di Amerika Serikat, menurut laporan ABC pada Minggu (20/4). Informasi ini berdasarkan data dari otoritas kesehatan lokal dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Louisiana, Virginia, dan Missouri baru saja mencatatkan kasus pertama mereka tahun ini, semuanya dilaporkan terjadi pada akhir pekan.
Di Louisiana, virus campak terdeteksi pada seorang warga dewasa di New Orleans yang belum menerima vaksin, yang kini pasien tersebut sedang menjalani isolasi mandiri namun tidak dirawat di rumah sakit. Sementara itu, kasus di Virginia dan Missouri ditemukan pada anak-anak.
Diketahui bahwa, wabah campak mulai menyebar sejak awal tahun 2025, dengan lonjakan kasus awal banyak ditemukan di negara bagian Texas dan New Mexico. Kemudian, penyebarannya meluas ke sejumlah negara bagian lain seperti Indiana, Kansas, Oklahoma, Ohio, dan lainnya.
BACA JUGA:Rusia Ajak Indonesia Bentuk Format Baru Kerja Sama Ekonomi dalam Forum Bisnis 2025
BACA JUGA:Menlu China: Mempertahankan Hubungan China-Jepang Penting
Texas menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, di mana wilayah West Texas saja telah mencatat lebih dari 500 kasus campak.
Sedikitnya tiga kematian di Amerika Serikat, termasuk dua anak di Texas dan satu orang dewasa di New Mexico, yang diketahui bahwa korban meninggal belum menerima vaksin campak, pada wabah campak tahun 2025. Kasus-kasus ini menjadi yang pertama mengakibatkan kematian akibat campak di AS dalam satu dekade terakhir.
Campak sendiri merupakan penyakit yang sangat mudah menular melalui droplet dari saluran pernapasan dan bisa menyebar melalui udara. Anak-anak kecil menjadi kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi serius dari campak, termasuk risiko kematian.
Pencegahan terbaik terhadap penyakit ini merupakan vaksinasi, yang terbukti sangat efektif, dengan tingkat perlindungan sekitar 97 persen bagi mereka yang telah divaksinasi. Sebaliknya, individu yang belum divaksin memiliki kemungkinan besar tertular bila melakukan kontak dengan penderita.
BACA JUGA:Israel Lakukan Serangan Darat di Gaza Utara dan Selatan
BACA JUGA:Kanada Pertimbangkan Alternatif F-35 di Tengah Ketegangan dengan AS
Diketahui bahwa CDC bersama otoritas kesehatan daerah telah mengeluarkan imbauan perjalanan dan menyoroti urgensi vaksinasi serta peningkatan kewaspadaan, khususnya menjelang musim liburan musim semi dan musim panas.
Namun, meningkatnya keraguan terhadap vaksin, termasuk dari sejumlah pejabat kesehatan, turut memperburuk situasi dan mempercepat penyebaran campak.*
Sumber: antara