7 Penyebab Orang Kaya Selalu Dianggap Penindas Masyarakat

7 Penyebab Orang Kaya Selalu Dianggap Penindas Masyarakat

Foto Karya seni berjudul "Abolition of the Slave Trade Or" adalah gambar karya Vintage Design Pics. Karya ini diunggah pada 18 Juli 2015-Fine Art America-

Usaha yang sudah susah payah dibangun dari nol harus melihat pelanggan mereka pindah ke toko atau restoran yang lebih besar, yang memiliki promosi luar biasa dan harga yang lebih murah. Namun, harga murah ini sebenarnya adalah hasil dari kemampuan perusahaan besar untuk membeli barang dalam jumlah besar dengan diskon yang ekstrem, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh pengusaha kecil.

Konsep ini juga berlaku di pasar tenaga kerja. Perusahaan besar memiliki sumber daya untuk menarik talenta terbaik, menawarkan gaji yang tinggi, dan memberikan fasilitas yang menarik. Sementara itu, perusahaan kecil sering kesulitan mencari pekerja yang kompeten karena mereka tidak dapat bersaing dalam hal gaji atau fasilitas. Akibatnya, perusahaan kecil sering stagnan atau bahkan bangkrut, sementara perusahaan besar semakin besar dan mendominasi pasar.

Sistem ini menciptakan ekosistem di mana orang kaya, yang sudah memiliki keuntungan besar sejak awal, terus mendominasi, sementara mereka yang ada di bawah sering kali harus puas dengan sisa-sisa peluang yang ada. Hal ini membuat masyarakat kecil merasa ditinggalkan dan memperkuat persepsi bahwa orang kaya adalah bagian dari sistem yang menindas.

5. Nepotisme

Privilege adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang kaya sejak lahir. Mereka sudah memiliki keuntungan yang tidak bisa dimiliki oleh kebanyakan orang. Tahukah Anda bahwa banyak perusahaan besar di dunia ini sebenarnya dikelola oleh generasi kedua, ketiga, atau bahkan keempat dari keluarga yang sama?

Ini adalah bukti nyata bagaimana privilege itu diwariskan. Nepotisme adalah salah satu manifestasi paling jelas dari privilege. Misalnya, Anda pasti sering mendengar tentang anak-anak pengusaha besar yang langsung mendapatkan posisi tinggi di perusahaan keluarga tanpa harus naik pangkat seperti orang biasa.

Mereka memiliki akses langsung ke kekuasaan dan sumber daya yang bisa membantu mereka mempertahankan atau bahkan memperbesar kekayaan keluarga mereka.

Masalahnya, ketika posisi ini diberikan berdasarkan hubungan keluarga daripada kompetensi, sistemnya menjadi tidak adil. Banyak orang berbakat di luar sana yang tidak memiliki kesempatan untuk membuktikan diri hanya karena mereka tidak memiliki nama besar atau koneksi yang cukup.

Privilege dan nepotisme ini menciptakan jurang yang semakin dalam antara yang kaya dan yang miskin. Mereka yang ada di atas terus menikmati keuntungan, sementara yang ada di bawah harus berjuang keras hanya untuk mendapatkan secuil peluang.

Ini adalah salah satu alasan mengapa masyarakat sering merasa bahwa orang kaya hidup di dunia yang berbeda dan tidak peduli dengan kesulitan orang lain.

6. Ketimpangan Sistem Hukum

Sistem hukum seharusnya menjadi alat untuk menegakkan keadilan, namun kenyataannya hukum sering kali berpihak pada mereka yang memiliki uang. Anda pasti pernah mendengar cerita tentang orang miskin yang dihukum berat hanya karena mencuri makanan, sementara koruptor kelas kakap bisa bebas setelah membayar denda.

Mengapa ini bisa terjadi? Salah satunya karena akses ke pengacara terbaik atau sistem hukum yang rumit dan mahal. Orang kaya dapat membayar pengacara elit untuk membela mereka, sementara orang miskin sering kali harus puas dengan bantuan hukum seadanya atau bahkan tidak memiliki akses sama sekali.

Selain itu, terdapat juga masalah bias di level penegakan hukum. Aparat hukum sering lebih lunak terhadap mereka yang memiliki koneksi atau pengaruh. Hal ini menciptakan ketidakadilan yang sangat nyata di mata masyarakat.

Ketika masyarakat terus-menerus melihat ketimpangan ini, kepercayaan mereka terhadap sistem hukum perlahan runtuh. Mereka merasa bahwa hukum dibuat hanya untuk melindungi orang kaya, bukan untuk menegakkan keadilan. Inilah yang semakin memperkuat stigma bahwa orang kaya identik dengan menindas.

7. Mempengaruhi Politik

Orang kaya tidak hanya memiliki uang, tetapi juga pengaruh besar dalam politik. Anda pasti sering mendengar istilah oligarki, yang merujuk pada segelintir orang kaya yang menguasai negara melalui kekuatan ekonomi mereka. Namun, bagaimana sebenarnya hal ini terjadi dan mengapa penting untuk dibahas?

Pertama, dalam banyak kasus, orang kaya memiliki kemampuan untuk mendanai kampanye politik. Biaya kampanye untuk menjadi kepala daerah atau anggota legislatif di Indonesia bisa mencapai miliaran rupiah.

Sumber: catanomika