7 Penyebab Orang Kaya Selalu Dianggap Penindas Masyarakat
Foto Karya seni berjudul "Abolition of the Slave Trade Or" adalah gambar karya Vintage Design Pics. Karya ini diunggah pada 18 Juli 2015-Fine Art America-
RADAR JABAR - Apakah Anda pernah merasa bahwa orang kaya sering kali dipandang sebagai penindas, tidak peduli seberapa banyak mereka menyumbang atau menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar?
Stigma ini seolah telah melekat di benak masyarakat. Jika kita melihat sejarah, ketimpangan antara yang kaya dan miskin bukanlah hal baru. Namun, mengapa stigma ini tetap relevan hingga sekarang, bahkan mungkin semakin kuat?
Masyarakat sering kali menyalahkan orang kaya, seperti miliarder, konglomerat, atau pemilik bisnis besar, dengan menuduh mereka hanya peduli pada keuntungan. Namun, permasalahan ini sebenarnya lebih kompleks daripada sekadar perilaku individu. Ada sistem yang memungkinkan mereka memperkaya diri sendiri sambil, kadang-kadang tanpa disadari, membuat orang lain semakin terpuruk.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan mengulas isu ini dari berbagai perspektif, mulai dari sejarah kapitalisme, akses terhadap sumber daya, hingga bagaimana media berperan dalam memperkuat narasi tersebut.
Sejak zaman dahulu, kekuasaan selalu berkaitan dengan kepemilikan sumber daya. Di era feodal, siapa yang memiliki tanah dianggap sebagai penguasa. Tanah bukan hanya menjadi sumber makanan, tetapi juga simbol status sosial.
Tuan tanah hidup dalam kenyamanan, sementara petani harus bekerja keras dari pagi hingga malam hanya untuk bisa makan seadanya. Mereka tidak memiliki pilihan lain selain tunduk, karena jika tidak, mereka bisa diusir dan kehilangan akses ke sumber penghidupan.
BACA JUGA:Wamentan Bagikan Jurus Cetak Banyak Orang Kaya Baru dari Sektor Pertanian
BACA JUGA:10 Cara Mengatur Uang Ala Orang Kaya, Lakukan Jika Ingin Sukses!
Ketika revolusi industri mulai mengubah pola hidup masyarakat, hubungan antara pemilik modal dan pekerja pun bergeser. Namun, pola kekuasaan ini tidak banyak berubah. Jika dahulu tuan tanah yang dominan, kini giliran para pemilik pabrik dan perusahaan besar yang mengambil alih.
Sistem ini terus berkembang hingga akhirnya kita memasuki era kapitalisme modern, di mana pemilik modal dapat mendominasi hampir semua sektor kehidupan.
Lalu, mengapa hal ini penting untuk dibahas? Karena pola ketimpangan ini meninggalkan bekas yang sangat kuat dalam masyarakat. Orang kaya selalu dipandang sebagai pihak yang berada di atas, sementara orang miskin hanya menjadi roda penggerak di bawahnya.
Warisan sejarah ini membuat hubungan antara orang kaya dan miskin selalu diwarnai oleh ketidakadilan, bahkan hingga saat ini. Inilah yang menjadi fondasi stigma bahwa orang kaya identik dengan penindasan.
Penyebab Orang Kaya Selalu Dianggap Penindas
Kapitalisme sering disebut sebagai sistem yang adil, karena katanya semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Namun, benarkah semua orang memulai dari titik yang sama? Faktanya, dalam kapitalisme, siapa yang memiliki modal besar memiliki keuntungan lebih dulu. Mereka bisa membangun usaha, mempekerjakan orang, dan mengontrol harga.
1. Menguasai Uang Masyarakat
Cobalah bayangkan sebuah pabrik besar di sebuah kota kecil yang menjadi sumber penghasilan utama bagi ribuan pekerja. Pemilik pabrik memiliki keputusan penuh atas bisnisnya, termasuk mengenai gaji dan kondisi kerja.
Sumber: catanomika