Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh: Lembaga Panglima Laot Imbau Nelayan Tidak Melaut

Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh: Lembaga Panglima Laot Imbau Nelayan Tidak Melaut

Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh Lembaga Panglima Laot Imbau Nelayan Tidak Melaut -ilustrasi-(Sumber Gambar : Pixabay/TonW)

RADAR JABAR DISWAY - Pada 26 Desember 2024, Aceh memperingati 20 tahun gempa bumi dan tsunami dahsyat yang mengguncang wilayah tersebut, meninggalkan luka mendalam, namun juga menyatukan hati seluruh dunia.

Dalam rangka memperingati peristiwa tersebut, Lembaga Adat Panglima Laot Aceh mengeluarkan imbauan khusus bagi para nelayan di seluruh Aceh. Mereka diminta untuk tidak melaut pada hari tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada korban dan sebagai momentum untuk merenung bersama.

Sekretaris Jenderal Panglima Laot, Azwir Nazar, menyampaikan imbauan tersebut pada Selasa, 25 Desember 2024. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan kesepakatan hasil Musyawarah Besar (Mubes) Panglima Laot Se-Aceh pada 2007, tanggal 26 Desember merupakan hari pantang melaut bagi nelayan Aceh. Hari ini, menurutnya, adalah waktu untuk merenung dan berdoa, bukan untuk bekerja di laut.

"Kita minta imbauan ini dapat disampaikan kepada para nelayan di seluruh Aceh untuk tidak melaut pada hari peringatan gempa bumi dan tsunami Aceh," ujar Azwir Nazar, seraya mengingatkan kembali bahwa keputusan ini merupakan bagian dari hukum adat laut Aceh yang telah disepakati sejak lama.

 

BACA JUGA:Warga Thailand Memperingati 20 Tahun Bencana Tsunami Samudera Hindia

BACA JUGA:Gempa Bumi M 7,5 Dekat Taiwan Picu Peringatan Tsunami untuk Jepang, Taiwan, dan Filipina

 

Lebih lanjut, Azwir mengungkapkan bahwa bagi Panglima Laot di tingkat kewilayahan, jika ada nelayan yang melanggar pantangan ini, mereka berhak untuk mengambil tindakan sesuai dengan hukum adat yang berlaku di daerah masing-masing. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ketaatan terhadap adat dan kesepakatan bersama untuk menjaga nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat Aceh.

Selain itu, Azwir juga mengajak para nelayan dan masyarakat Aceh untuk menjadikan hari peringatan ini sebagai kesempatan untuk memperbanyak doa, ziarah, dan silaturahmi sesama. Ia berharap agar peringatan ini bisa membawa kedamaian dan mempererat kebersamaan.

“Semoga para syuhada tsunami mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan kita semua dapat mengambil hikmah serta pelajaran dari peristiwa yang telah terjadi,” ujarnya dengan penuh haru.

Di balik peringatan ini, ada pesan besar yang ingin disampaikan, yaitu pentingnya solidaritas dan kasih sayang. Azwir menambahkan bahwa bencana tsunami telah membuka mata dunia untuk saling bersolidaritas, mengirimkan bantuan, dan memperhatikan Aceh. Dukungan internasional yang datang pada saat itu turut berperan dalam mewujudkan perdamaian di Aceh yang kini semakin dirasakan oleh masyarakat.

 

BACA JUGA:Di Kota Banda Aceh, Pemkab Bandung Terima Dokumen Hibah dari BNPB

Sumber: beranda antara