Hizbullah Tegaskan Tidak Akan Menyerah Meski Dihadang Agresi Israel

Hizbullah Tegaskan Tidak Akan Menyerah Meski Dihadang Agresi Israel

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem-@shqassem_eng-X

RADAR JABAR - Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, menegaskan bahwa rezim Israel telah gagal mencapai tujuannya untuk menghancurkan gerakan perlawanan. Ia juga menekankan bahwa Hizbullah tidak akan pernah menyerah atau tunduk pada tekanan dan penghinaan.

“Kami telah menggagalkan tujuan musuh untuk menghancurkan perlawanan. Kami telah mengusir para pemukim… tidak mungkin bagi kami untuk menyerah atau tunduk pada penghinaan dan ini mustahil bagi Gerakan Perlawanan Hizbullah,”  ujar Sheikh Qassem pada Sabtu, seperti dilaporkan Al-Manar TV Lebanon.

Qassem menyatakan bahwa Hizbullah keluar sebagai pemenang karena rezim Israel gagal merealisasikan tujuannya, yaitu membinasakan gerakan perlawanan dan mengembalikan para pemukim ke wilayah utara yang diduduki tanpa kesepakatan gencatan senjata.

Menurutnya, perlawanan bukanlah penyebab masalah, tetapi agresi Israel-lah yang menjadi akar persoalan. Ia menambahkan bahwa Israel menyadari ketidakmampuannya untuk menghadapi Hizbullah, sehingga memilih menyetujui gencatan senjata guna menghentikan serangan terhadap Lebanon.

BACA JUGA:Pemimpin Arab Cemas Akan Gejolak Regional Pasca Lengsernya Assad

BACA JUGA:Presiden Yoon Suk Yeol Ditangguhkan Dari Tugas Kepresidenan Setelah Dimakzulkan

Sheikh Qassem juga mengungkapkan bahwa Hizbullah tetap bersabar menghadapi ratusan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel demi memastikan kesepakatan tersebut tidak terganggu.

“Kami menolak agresi terhadap Lebanon, dan membuat musuh terhenti di perbatasan dengan ketangguhan pejuang kami dan dukungan rakyat. Jika pejuang perlawanan tidak teguh, Israel akan sampai ke Beirut dan memulai rencana selanjutnya termasuk perluasan pemukiman,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa tujuan Israel adalah menghancurkan setiap bentuk perlawanan terhadap ambisinya untuk memperluas wilayah kekuasaan di kawasan Asia Barat.

Terkait perkembangan di Suriah, Qassem membahas kejatuhan pemerintah Bashar al-Assad yang digulingkan oleh kelompok bersenjata pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) sepekan lalu.

BACA JUGA:Majelis Nasional Korea Selatan Makzulkan Presiden Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Jadi Penjabat Presiden

BACA JUGA:Petinggi Militer Korsel Ditahan Atas Dugaan Keterlibatan dalam Darurat Militer

Ia mengatakan bahwa situasi di Suriah belum bisa dinilai sepenuhnya hingga kondisi stabil, serta berharap terbentuknya pemerintahan inklusif yang memandang Israel sebagai musuh utama.

Sumber: antara