Ketahui 7 Fakta Kenaikan UMR di Indonesia, Pengusaha Bisa Makin Bangkrut
Fakta Kenaikan UMR di Indonesia-Ist-
RADAR JABAR - Anda pasti mengetahui setiap tahun kita selalu mendengar berita tentang kenaikan Upah Minimal Regional (UMR). Ada yang mengatakan gajinya naik, namun ada pula yang merasa gaji tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Namun, pernahkah Anda berpikir mengapa UMR di Indonesia sulit sekali untuk naik? Kali ini, kami akan membahas secara tuntas mengapa UMR di negara kita seolah stagnan. Apakah karena pemerintah tidak peduli, pengusaha yang terlalu hemat, atau mungkin ada faktor lain yang selama ini belum kita pikirkan?
Saya yakin sebagian besar dari Anda pasti memiliki opini masing-masing mengenai hal ini. Namun, untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, saya akan memaparkan alasan-alasan mengapa kenaikan UMR menjadi begitu rumit.
Harga kebutuhan pokok, biaya transportasi, pendidikan, dan lain-lain terus meningkat, sementara gaji yang diterima terasa tidak cukup untuk menutupi semuanya.
Sebenarnya, UMR ditentukan berdasarkan beberapa faktor, seperti inflasi, kebutuhan hidup layak, dan pertumbuhan ekonomi daerah. Jadi, jika perekonomian suatu daerah tidak baik, kenaikan UMR di sana cenderung kecil. Mengapa demikian? Karena jika UMR dinaikkan terlalu tinggi, banyak pengusaha kecil yang akan mengalami kesulitan.
Pengusaha tidak hanya memikirkan gaji karyawan, tetapi juga biaya produksi, operasional, hingga pajak. Inilah sebabnya mengapa pemerintah sering berhati-hati dalam menetapkan UMR, agar tidak membebani pengusaha, namun di sisi lain juga tidak membuat pekerja semakin tertekan. Setujukah Anda bahwa ini menjadi dilema terbesar kita?
Fakta Kenaikan UMR di Indonesia
Inilah beberapa fakta mengenai kenaikan UMR yang bukan hanya tentang kenaikan gaji yang sering digaungkan oleh para karyawan.
1. Berpengaruh Besar pada Pengusaha
Pernahkah Anda mendengar keluhan pengusaha setiap kali UMR naik? Kenaikan UMR secara langsung mempengaruhi biaya operasional mereka. Misalnya, jika Anda memiliki bisnis kecil, sudah menghitung untung rugi, dan tiba-tiba pemerintah mengumumkan kenaikan UMR, otomatis Anda harus membayar karyawan dengan gaji yang lebih besar.
BACA JUGA:UMK Jawa Barat 2025 Naik 6,5 Persen, Simak Daftar Terbarunya
BACA JUGA:FSGI Tegaskan Gaji Guru Honorer Tidak Naik jadi 2 Juta Seperti Dikatakan Prabowo
Jika bisnis Anda memiliki profit yang tipis, Anda akan terpaksa mencari cara untuk menutupi biaya tambahan ini. Banyak pengusaha kecil yang akhirnya harus membuat keputusan berat, seperti menaikkan harga barang atau jasa, tetapi risikonya adalah pelanggan bisa berpindah ke tempat lain karena harga dianggap terlalu mahal.
Alternatif lainnya adalah mengurangi jumlah karyawan untuk tetap bertahan. Di sisi lain, perusahaan besar mungkin lebih mudah beradaptasi, tetapi bagi UMKM, kenaikan UMR bisa menjadi pukulan telak.
Meskipun tujuan kenaikan UMR adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, jika tidak disertai dengan solusi untuk membantu pengusaha, maka semuanya bisa berakhir kacau. Yang rugi bukan hanya pengusaha, tetapi juga pekerja yang mungkin malah kehilangan pekerjaan.
2. Memerlukan Produktivitas yang Lebih Tinggi
Gaji seharusnya sebanding dengan produktivitas, konsep yang sederhana namun sering kali menjadi masalah di Indonesia. Produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju, dan ini menjadi alasan utama mengapa kenaikan UMR sering dianggap tidak realistis.
Sumber: