Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di London Tuntut Embargo Senjata ke Israel

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di London Tuntut Embargo Senjata ke Israel

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di London Tuntut Embargo Senjata ke Israel-london4pal-X

RADAR JABAR - Kelompok pendukung Palestina pada Kamis (28/11) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Bisnis dan Perdagangan Inggris di London. Mereka menyerukan penghentian segera ekspor senjata ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.

Para demonstran membawa bendera Palestina, memblokir pintu masuk kantor, dan meneriakkan tuntutan penghentian pengiriman senjata. Dalam aksi yang dijaga ketat oleh kepolisian ini, mereka mendesak pemerintah Inggris untuk menghentikan keterlibatannya dalam tindakan genosida di Jalur Gaza.

Salah satu pengunjuk rasa, Micha, mengkritik pemerintah Inggris karena dianggap berkontribusi pada pelanggaran hukum internasional di Gaza. Ia menegaskan,

"Kami mengatakan cukup sudah," katanya.

BACA JUGA:Claudia Sheinbaum dan Donald Trump Bahas Kerja Sama Migrasi dan Tarif Perdagangan

BACA JUGA:Donald Trump Tunjuk Jenderal Purnawirawan Sebagai Utusan Khusus Konflik Rusia-Ukraina

"Kami menuntut embargo senjata total. Tidak ada lagi bisnis seperti biasa." tambahnya.

Dan, seorang demonstran Yahudi, menambahkan bahwa serangan di Gaza dilakukan atas nama leluhurnya. Ia mengingatkan bahwa setiap senjata yang dikirim ke wilayah konflik harus dihentikan, seraya mengatakan,

"Sebagai seorang Yahudi dan keturunan penyintas Holokaus, Saya sangat menjunjung tinggi kalimat tidak akan pernah lagi, tidak akan pernah lagi," ujarnya.

Aksi ini berlanjut dengan penangkapan setidaknya dua orang saat para demonstran melakukan pawai.

BACA JUGA:UNIFIL Tegaskan Komitmen Awasi Gencatan Senjata Israel-Hizbullah

BACA JUGA:Negara-negara Arab Dukung Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Pemerintah Inggris sebelumnya, pada 2 September, telah menangguhkan 30 dari 350 lisensi ekspor senjata ke Israel. Penangguhan ini mencakup komponen pesawat militer, helikopter, drone, dan perangkat penargetan, meskipun tidak mencakup program jet tempur F-35.

Perang di Jalur Gaza yang dimulai Israel pada Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 44.300 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 104.000 lainnya.

Sumber: antara