Negara-negara Arab Dukung Gencatan Senjata Israel-Lebanon
Potret Pasukan Pejuang Hizbullah, Lebanon-SoftWarNews-X
RADAR JABAR - Negara-negara Arab menyambut baik gencatan senjata antara Israel dan Lebanon yang resmi berlaku pada Rabu (27/11) pagi. Kesepakatan ini mengakhiri konflik selama 14 bulan antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataannya menyebut gencatan senjata ini sebagai langkah penting menuju de-eskalasi kawasan melalui penerapan Resolusi PBB 1701. Resolusi yang diadopsi pada 11 Agustus 2006 ini menyerukan penghentian total permusuhan, pembentukan zona bebas senjata di Lebanon selatan, dan pengerahan pasukan Lebanon bersama misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL).
Mesir menegaskan bahwa kesepakatan ini harus menjadi langkah awal untuk mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza. Selain itu, mereka menyerukan gencatan senjata segera, akses tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan, serta penghentian pelanggaran di Tepi Barat.
Yordania turut memuji gencatan senjata ini sebagai langkah krusial untuk menghentikan agresi Israel di Gaza dan serangannya di Tepi Barat. Mereka menyebut kesepakatan ini sebagai upaya awal untuk mengurangi eskalasi yang mengancam perdamaian dunia sekaligus memastikan kelancaran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
BACA JUGA:Dubes AS Sebut Investasi di Indonesia Berkontribusi pada Dampak Ekonomi Senilai 130 Miliar Dolar AS
BACA JUGA:Liga Arab Kecam Tindakan Israel dan Peringatkan Ancaman Perang Regional
Dukungan serupa datang dari Otoritas Palestina, yang berharap kesepakatan ini dapat menghentikan kekerasan dan ketidakstabilan akibat kebijakan Israel di kawasan. Irak juga menyuarakan harapan agar gencatan senjata membantu mengakhiri penderitaan rakyat Lebanon.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan harapannya bahwa kesepakatan ini dapat menjadi model untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza dan serangan Israel di Tepi Barat. Qatar menegaskan dukungannya terhadap persatuan dan integritas teritorial Lebanon.
Kesepakatan ini tercapai beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan adanya usulan untuk mengakhiri konflik.
Harapan besar muncul bahwa perjanjian ini dapat menghentikan serangan udara Israel di Lebanon, yang telah menyebabkan lebih dari 3.800 kematian dan lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober lalu.*
Sumber: antara