Orang Miskin Akan Tetap Dipelihara Supaya Tetap Miskin, Begini Psikologi Kemiskinan
Orang Miskin Akan Tetap Dipelihara Supaya Tetap Miskin-RJ-
RADAR JABAR - Pernahkah Anda berpikir mengapa kemiskinan tampaknya tidak pernah hilang, bahkan di beberapa tempat justru semakin parah?
Kali ini, kami ingin membahas sesuatu yang kontroversial dan mungkin akan membuat Anda berpikir ulang mengenai masalah kemiskinan ini. Kami akan membicarakan sebuah teori bahwa kemiskinan sebenarnya diciptakan dan dipelihara secara sistematis.
Kami memahami bahwa topik ini mungkin akan memunculkan pro dan kontra, ada yang setuju, dan ada pula yang mungkin menganggapnya sebagai teori konspirasi yang tidak masuk akal. Namun, sebelum itu, kami harap kita semua bisa membuka pikiran secara perlahan.
Kemiskinan Sistematis
Sebelum kita membahas lebih jauh, kami ingin memberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan kemiskinan sistematis.
Kemiskinan sistematis adalah kondisi di mana struktur ekonomi, kebijakan sosial, dan bahkan budaya dirancang sedemikian rupa sehingga menyulitkan orang-orang dari kalangan menengah ke bawah untuk meningkatkan status ekonomi mereka.
Banyak kebijakan yang tampak bertujuan membantu orang miskin, namun jika dilihat lebih dalam, justru malah memperkuat belenggu kemiskinan.
Contoh nyata yang bisa kita lihat adalah kebijakan upah minimum. Secara teori, upah minimum dirancang untuk memastikan pekerja dapat hidup layak. Namun, masalahnya adalah kenaikan upah minimum seringkali tidak sebanding dengan kenaikan harga barang-barang. Jadi, meskipun upah meningkat, daya beli mereka tetap tidak berubah signifikan.
BACA JUGA:9 Tingkatan Kelas Sosial Masyarakat, Kamu Termasuk Kaya Atau Miskin?
BACA JUGA:Fenomena Eksploitasi Orang Miskin Kian Meresahkan, Ternyata Ini 3 Penyebab Utamanya
Selain itu, kita juga bisa melihat peran pendidikan. Pendidikan sering disebut sebagai jalan keluar dari kemiskinan, tetapi kenyataannya tidak selalu sesuai harapan. Di banyak negara, termasuk Indonesia, kualitas pendidikan sering kali lebih rendah di wilayah-wilayah miskin, sementara biaya pendidikan tinggi sangat mahal.
Orang-orang miskin, meskipun berpotensi, sering kali terjebak karena tidak memiliki akses yang setara untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Ada teori yang menyebutkan bahwa kemiskinan sebenarnya dipelihara oleh sekelompok orang yang memiliki akses ke kekuasaan, kapital, dan sumber daya terbesar, yang sering disebut sebagai kelas penguasa.
Teori ini mengatakan bahwa kelas penguasa ini memiliki kepentingan untuk menjaga agar lapisan masyarakat bawah tetap di posisi mereka. Coba bayangkan, jika semua orang kaya, siapa yang akan bersedia bekerja sebagai buruh pabrik atau dengan upah rendah?
Mereka membutuhkan tenaga kerja murah untuk menjaga bisnis tetap berjalan dan menghasilkan keuntungan. Di sinilah kemiskinan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi mereka; dengan adanya kelas pekerja yang terbatas pilihannya, perusahaan dapat terus membayar upah rendah dan tetap meraup keuntungan besar.
Sumber: