Menlu Iran Tegaskan Pembunuhan Yahya Sinwar Tidak Akan Menghentikan Hamas

Menlu Iran Tegaskan Pembunuhan Yahya Sinwar Tidak Akan Menghentikan Hamas

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan AS bahwa negara tersebut akan bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin dialami Iran jika mendukung serangan Israel yang telah diantisipasi.--ANTARA/Anadolu/py

RADAR JABAR - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa kematian pemimpin politik Hamas, Yahya Sinwar, tidak akan menghentikan gerakan tersebut. Menurut Araghchi, hal ini justru akan memperkuat semangat perlawanan dan memotivasi generasi muda Palestina. 

Dalam wawancaranya dengan penyiar Turki NTV, Araghchi juga menyoroti risiko konflik di Timur Tengah, terutama di Suriah, serta menyalahkan dukungan Amerika Serikat sebagai alasan Israel dapat terus beroperasi di Gaza dan Lebanon.

"Kematian Sinwar tidak akan menghentikan kegiatan Hamas, tetapi justru akan memperkuat tekad gerakan dan memotivasi pemuda Palestina," ujar Araghchi.

Selain itu, ia juga menyoroti potensi risiko konflik di sejumlah negara di Timur Tengah, termasuk Suriah. Menurutnya, Israel tidak akan mampu bertahan apalagi melakukan tindakan di Gaza dan Lebanon tanpa dukungan dari Amerika Serikat.

BACA JUGA:NATO Tegaskan Dukungan Penuh untuk Kemenangan Ukraina dan Keanggotaannya

BACA JUGA:Rumania Setujui Pendanaan Pelatihan Pilot Ukraina untuk Pesawat F-16 di Pangkalan Udara Feteti

Ia menegaskan, jika AS memiliki kemauan politik, mereka dapat menghentikan serangan Israel. Araghchi juga memperingatkan bahwa jika terjadi perang besar di kawasan, AS akan terlibat, meskipun Iran tidak menginginkan hal tersebut.

"Jika Washington memiliki kemauan politik yang nyata, mereka akan mampu menghentikan serangan dan menghentikan Israel. Bagi kami, AS adalah sekutu Zionis. Jika perang skala besar pecah di kawasan itu, AS akan terseret ke dalamnya, dan kami sama sekali tidak menginginkan ini," ujarnya.

"Perang itu mungkin menyebar ke negara-negara Teluk. Namun, saya yakin masih ada peluang untuk diplomasi, kita tidak bisa menyerahkan semuanya pada kemauan satu orang di rezim Zionis," tambahnya.

Sinwar, yang terbunuh akibat tembakan di kepala, dianggap oleh Israel sebagai penghasut utama serangan terhadap negara tersebut pada 7 Oktober 2023.

BACA JUGA:Krisis Kemanusiaan di Kamp Jabalia: 200.000 Warga Palestina Terjebak di Tengah Serangan Israel

BACA JUGA:Sebelum Meninggal Liam Payne Diduga Depresi Sampai Ancam Mantan Pacar

Pembunuhan tersebut dikonfirmasi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan dilaporkan dilakukan pada 16 Oktober di Jalur Gaza. Sinwar dilacak dengan bantuan intelijen AS, seperti yang diakui oleh Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.

Sumber: antara