Hamas Tuding Israel Lakukan Pembantaian di Jabalia dengan Dukungan AS
Kementerian kesehatan Palestina menyatakan pasukan Israel membunuh 50 orang dan melukai 124 lainnya dalam empat 'pembantaian' keluarga dalam 24 jam terakhir pada Rabu (21/8/2024). Korban tewas melampaui 40.200 orang.--ANTARA/Anadolu/PY
RADAR JABAR - Hamas menuduh Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, melakukan pembantaian di Jabalia, Gaza utara, sebagai aksi balasan terhadap warga sipil tak bersenjata. Hamas mengutuk tindakan Israel yang disamakan dengan gerakan Nazi, yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan cedera di permukiman Jabalia pada Jumat malam (11/10).
Menurut pernyataan Hamas, serangan ini merupakan bagian dari genosida yang dilindungi oleh Amerika dan bertujuan menghukum warga atas penolakan mereka terhadap pemindahan paksa.
"Pembantaian ini merupakan kelanjutan dari genosida kriminal yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami, yang juga dilindungi oleh Amerika," tulis pernyataan Hamas, pada Sabtu (12/10).
Hamas menambahkan bahwa peningkatan serangan terhadap warga sipil di Jabalia adalah upaya untuk menghukum penduduk karena keteguhan mereka dalam menolak pemindahan paksa.
BACA JUGA:Joe Biden Kirim Delegasi Amerika Serikat untuk Menghadiri Pelantikan Prabowo
BACA JUGA:Kecam Serangan Terhadap Pasukan UNIFIL, Prancis Panggil Dubes Israel
"Kejahatan teroris Nazi yang sedang berlangsung, yang kini memasuki tahun kedua, menunjukkan kepada dunia bahwa entitas fasis yang jahat ini haus darah dan ingin membalas dendam melalui genosida lebih lanjut terhadap rakyat kami di Gaza serta penduduk Lebanon," tulis Hamas.
Sumber medis di Gaza melaporkan bahwa 24 warga Palestina tewas dan sekitar 90 lainnya terluka akibat serangan udara Israel yang menargetkan kerumunan warga sipil dan kompleks permukiman berisi empat rumah di Jabalia pada Jumat malam.
Sejak 6 Oktober, situasi di Jabalia semakin mencekam, dengan tentara Israel menerapkan pengepungan ketat yang memicu peningkatan kekerasan di Gaza utara dan bentrokan sengit yang belum pernah terjadi sejak Mei.
Serangan udara pada Jumat adalah operasi darat ketiga Israel di Jabalia sejak konflik memanas pada 7 Oktober 2023, setelah operasi sebelumnya pada November dan Desember tahun lalu.
BACA JUGA:Perdana Menteri Spanyol Desak Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
BACA JUGA:WFP Peringatkan Ancaman Kelaparan Akut di Gaza di Tengah Kondisi Memburuk
Israel terus melakukan serangan di Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, konflik Israel-Hamas telah menewaskan hampir 42.200 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 98.300 orang.
Sumber: antara