Penyebab Aplikasi Pemerintah Selalu Dapat Rating Buruk

Penyebab Aplikasi Pemerintah Selalu Dapat Rating Buruk

Aplikasi Pemerintah Selalu Dapat Rating Buruk-RJ-

RADAR JABAR - Di era internet saat ini, pemerintah kita telah banyak membuat inovasi dengan mengandalkan aplikasi dan website untuk berbagai keperluan. Mulai dari pembagian Bansos, pengisian bensin, hingga pengurusan berkas-berkas identitas, semuanya diakses melalui aplikasi.

Namun, masalah yang sering muncul adalah pemerintah seakan belum sepenuhnya siap dalam hal ini. Aplikasi yang dibuat oleh pemerintah sering kali mengalami error dan lambat. Hal ini terbukti dari banyaknya ulasan negatif dan rating rendah yang diberikan pengguna.

Masalah utamanya apa? Apakah anggarannya kurang? Kita semua tahu bahwa kita sudah memasuki era di mana segala sesuatu serba digital seperti uang digital, dompet digital, dan istilah "cashless" yang menggambarkan orang yang tidak lagi menggunakan uang fisik, melainkan uang digital.

Melihat kondisi ini, wajar saja jika hal-hal penting seperti identitas warga dan dokumen-dokumen pemerintahan diubah menjadi digital. KTP, SIM, STNK, bahkan materai kini telah berbentuk digital, seperti e-materai.

Penyebab Aplikasi Pemerintah Mendapat Rating Buruk

Banyak aplikasi pemerintah yang telah dibuat, seperti PeduliLindungi, aplikasi cek Bansos, Info BMKG, SIPEPEK, dan lainnya. Namun, permasalahan yang muncul adalah aplikasi-aplikasi ini sering kali mendapatkan ulasan buruk. Ada dua faktor utama yang menyebabkan hal ini, dan kami juga pernah mengalaminya.

1. Sering Eror

Pertama, aplikasi pemerintah sering lambat atau error. Sering kali, ketika dibutuhkan, aplikasi justru tidak bisa digunakan, bahkan untuk login. Meskipun email dan password sudah dimasukkan berulang kali, tetap saja aplikasi meminta untuk mencoba lagi nanti. Masalah ini sering kali dialami oleh banyak pengguna, sebagaimana mereka ceritakan dalam ulasan dan rating di Play Store.

BACA JUGA:5 Bahaya Instal Aplikasi Booster Cleaner di Ponsel, Banyak Penipuan Merugikan

BACA JUGA:Quick Response Penanganan Bencana, BPBD Kabupaten Bandung Launching Aplikasi TiTaTu

Ada juga masalah lain, seperti aplikasi yang terlalu lama loading meskipun sinyal dan koneksi internet pengguna lancar. Hal ini sangat memakan waktu dan mengganggu pengguna. Faktor kedua adalah kegunaan aplikasi yang kadang tidak ada sama sekali.

Banyak orang sudah mengidentifikasi dokumen penting dalam bentuk digital, tetapi dokumen tersebut sering kali ditolak dan tidak diterima.

Bahkan, ada aplikasi yang seharusnya memudahkan pengurusan dokumen secara online, tetapi pada akhirnya pengguna tetap harus datang ke kantor secara offline dan mengantri. Akibatnya, banyak yang memberikan ulasan buruk karena dokumen digital yang mereka miliki dianggap tidak berguna.

Kami juga pernah mengalami masalah serupa. Contohnya, kami mengalami kesulitan login saat menggunakan aplikasi MyPertamina untuk mengisi bensin, sehingga proses menunjukkan QR Code menjadi sangat lama dan sulit.

Selain itu, kami juga menghadapi masalah saat diminta menunjukkan Kartu Identitas dan Kartu Keluarga untuk mengurus sesuatu. Karena tidak membawa Kartu Keluarga fisik, kami menggunakan aplikasi Alpukat Betawi yang seharusnya berisi profil identitas untuk warga Jakarta. Namun, semua data Kartu Keluarga digital yang kami tunjukkan ditolak, dan petugas tetap meminta bentuk fisiknya.

2. Desain Kuno

Selain itu, ada banyak kritik lain, seperti desain aplikasi yang terlihat seperti template dan kurang serius, serta beberapa nama aplikasi yang terdengar aneh dan tidak etis.

Sumber: