Kelahiran Bayi di Korea Selatan Meningkat di Juli 2024, Namun Tantangan Demografi Masih Membayangi

Kelahiran Bayi di Korea Selatan Meningkat di Juli 2024, Namun Tantangan Demografi Masih Membayangi

Ilustrasi--Freepik

RADAR JABAR - Korea Selatan mencatat peningkatan jumlah bayi yang lahir dengan kenaikan terbesar dalam 12 tahun terakhir, di tengah upaya negara tersebut menghadapi tantangan demografi seperti angka kelahiran rendah dan populasi yang menua, pada Juli 2024.

Berdasarkan data dari Statistik Korea yang dirilis pada Rabu (25/9), sebanyak 20.601 bayi lahir di bulan tersebut, naik 7,9 persen atau 1.516 bayi dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan ini merupakan yang terbesar sejak 2012, saat kelahiran bayi meningkat sebanyak 1.959. Pertumbuhan ini didorong oleh lebih banyak pasangan yang menikah sejak paruh kedua 2022 hingga awal 2023 setelah sempat menunda pernikahan akibat pandemi COVID-19.

Namun, meski ada peningkatan di Juli, selama tujuh bulan pertama 2024 jumlah kelahiran turun 1,2 persen menjadi 137.913 bayi. Tingkat kesuburan total juga mencapai rekor terendah 0,71 pada kuartal kedua 2024, jauh di bawah angka ideal 2,1 kelahiran per perempuan untuk mempertahankan populasi stabil.

BACA JUGA:Ramaphosa Serukan Reformasi PBB dan Desak Perubahan di Dewan Keamanan

BACA JUGA:Lebih dari 990 Tenaga Medis Palestina Tewas dalam Agresi Israel di Gaza

Selain itu, jumlah kematian meningkat tipis 0,4 persen menjadi 28.240 orang pada Juli, menyebabkan penurunan populasi sebesar 7.639. Kematian telah melebihi angka kelahiran sejak kuartal akhir 2019.

Sementara itu, jumlah pernikahan melonjak 32,9 persen menjadi 18.811 pasangan pada Juli, peningkatan tertinggi sejak 1981. Namun, angka perceraian juga naik 5,9 persen menjadi 7.939 pasangan.

Korea Selatan sedang menghadapi perubahan demografi yang signifikan, dengan semakin banyak anak muda yang menunda atau memilih untuk tidak menikah dan tidak punya anak. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan norma sosial, harga rumah yang tinggi, dan kondisi pasar kerja yang sulit.

Diperkirakan, negara ini akan menjadi masyarakat lanjut usia pada 2072, dengan rata-rata usia penduduk meningkat dari 44,9 pada 2022 menjadi 63,4, dan jumlah penduduk turun dari 52 juta menjadi sekitar 36 juta pada 2072.*

Sumber: antara