5 Realita Mengerikan Ketika Menjelang Usia 40 Tahun

5 Realita Mengerikan Ketika Menjelang Usia 40 Tahun

Realita Mengerikan Menjelang Usia 40 Tahun-Ilustrasi/Unsplash-

RADAR JABAR - Anda harus mendengarkan ini hingga selesai karena ini adalah hal yang mungkin akan Anda alami secara nyata ketika menginjak usia 40 tahun. Mari kita bahas 5 realita mengerikan menjelang usia 40 tahun.

Pada akhirnya, kita semua akan menua jika diberi umur panjang oleh Tuhan. Kita harus semakin dewasa dan bijaksana, karena zaman terus berubah. Penyesalan akan muncul jika kita tidak memahami apa yang akan terjadi di masa depan.

Namun, jika kita terus belajar, kita akan siap menghadapi segala kejutan yang mungkin terjadi. Semoga dengan memahami ini, Anda tidak akan terkejut saat hal-hal ini terjadi, dan Anda sudah siap dengan langkah antisipasinya.

5 Realita Menjelang Usia 40

Berikut adalah 5 realita mengerikan menjelang usia 40 tahun yang mungkin akan kamu alami nanti.

1. Tidak Semua Orang di Sekitar Anda Berpihak pada Anda

Jangan mengira bahwa semua orang di sekitar Anda selalu peduli dan berpihak kepada Anda. Ada kemungkinan mereka berada di dekat Anda karena memiliki kepentingan tertentu. Mereka mungkin menganggap Anda bermanfaat bagi mereka, tetapi tidak semua orang benar-benar mendukung Anda.

Terkadang, orang-orang yang kita anggap sebagai teman atau keluarga bisa memiliki pandangan dan kepentingan yang berbeda. Misalnya, ketika kita ingin merencanakan sesuatu yang besar, seperti memulai bisnis, teman dekat mungkin meragukan kemampuan kita atau bahkan mencoba menghentikan kita karena mereka merasa kita tidak akan berhasil.

BACA JUGA:10 Cara Menjaga Kesehatan Mental di Usia 25 Tahun, Simak Penjelasannya!

BACA JUGA:7 Nasihat Keras Ini Sangat Berguna dalam Kehidupan, Ketahui Sebelum Terlambat!

Selain itu, ada juga orang-orang yang tampak mendukung di depan, tetapi di belakang justru membicarakan hal buruk tentang kita. Contohnya, rekan kerja yang menyetujui ide-ide kita saat rapat, namun kemudian membicarakan kelemahan ide tersebut kepada atasan atau rekan lain.

Hal ini menunjukkan bahwa kedekatan fisik atau hubungan personal tidak selalu berarti dukungan yang tulus. Oleh karena itu, penting untuk mengasah diri sehingga kita selalu percaya pada diri kita sendiri, karena keyakinan pada diri sendiri adalah hal yang utama.

2. Validasi dari Orang Lain Tidaklah Penting

Coba lihat di sekitar Anda, berapa banyak orang yang hidup hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain? Atau mungkin, tanpa disadari, Anda juga hidup seperti itu.

Kita sering kali menggunakan media sosial sebagai ukuran validasi, dengan menilai postingan kita bagus atau tidak dari jumlah "like" dan komentar. Akhirnya, berbagai cara kita lakukan, bahkan sampai merendahkan harga diri, demi melakukan apa yang disukai orang lain.

Kenyataannya, kita adalah manusia biasa di mata orang-orang yang tidak mengenal kita. Kita bisa dianggap menarik oleh orang yang memahami kita, istimewa di mata mereka yang mencintai kita, atau justru menjengkelkan bagi mereka yang penuh kedengkian.

Kita juga bisa dianggap jahat di mata orang-orang yang iri. Setiap orang memiliki pandangannya sendiri terhadap kita. Jadi, tidak perlu bersusah payah agar terlihat baik atau menarik di mata orang lain. Lebih baik fokus pada melakukan kebaikan dengan keikhlasan dan kemauan sendiri.

Sumber: abdi suardin