Petinju Cindy Ngamba Raih Medali Untuk Kemenangan 120 Juta Pengungsi
Petinju Cindy Ngamba Raih Medali Untuk Kemenangan 120 Juta Pengungsi--Antara news
RADAR JABAR- Petinju putri Cindy Ngamba memenangi medali pertama Tim Olimpiade Pengungsi ketika ia meraih perunggu, yang bukan sekadar medali tetapi menjadi perjalanan inspiratif salah satu dari 120 juta pengungsi di seluruh dunia.
Ngamba yang lahir di Kamerun tetapi mencari tempat berlindung yang aman di Inggris pada usia 11 tahun, dikalahkan oleh unggulan ketujuh asal Panama Atheyna Bylon melalui keputusan terpisah (split) di semifinal kelas 75 kg putri.
Hal itu membuat dia tidak mendapat tempat di final, namun cabang olahraga tinju memberikan medali perunggu bagi Petinju yang kalah di semifinal.
Dilansir dari Antara, tim Olimpiade Pengungsi pertama kali berkompetisi di Olimpiade Rio 2016 dan dirancang untuk mewakili para pengungsi di seluruh dunia.
Ada 37 atlet yang berkompetisi untuk tim pengungsi di Paris, yang berasal dari lebih dari selusin negara. Ngamba lolos ke kompetisi Olimpiade, lalu memenangi dua pertandingan di Paris untuk mencapai semifinal.
Petinju berusia 25 tahun itu kesulitan menghadapi lawannya yang bertubuh tinggi asal Panama, namun terus menyerang sepanjang pertandingan.
Ia tertinggal poin setelah ronde pertama namun kembali bangkit pada ronde kedua, kemudian berjuang hingga ronde terakhir.
Bylon mendapat pengurangan satu poin pada ronde ketiga, namun Petinju asal Panama itu masih mampu meraih kemenangan, sehingga menimbulkan ketidaksenangan penonton di Roland Garros, kandang turnamen tenis French Open.
Ngamba tidak berbicara kepada wartawan setelah pertarungan tetapi Bylon mengatakan dia "sangat menghormati" lawannya.
"Dia sangat kuat," kata Bylon, seperti disiarkan AFP, Jumat.
"Semua rival saya sangat kuat dan mereka semua mengincar tujuan yang sama."
Setelah pindah ke Inggris saat kecil, Ngamba dididik dengan keras, diintimidasi di sekolah karena bahasa Inggrisnya yang buruk dan berat badannya.
Dia mengambil tinju dan memenuhi syarat untuk kompetisi Olimpiade. Inggris ingin memilihnya untuk Olimpiade Paris namun para pejabat tinju tidak berhasil mengajukan permohonan agar dia menerima paspor Inggris.
Sumber: