Ratusan Warga Jepang Turut Serta "The Intifada March" Sebagai Dukungan Terhadap Palestina
Peserta mengutuk Israel dalam aksi bela Palestina dalam The Intifada March di Shibuya, Tokyo, Sabtu (5/11) malam.--ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu
RADAR JABAR - Ratusan warga, termasuk warga negara Jepang dan orang asing, berpartisipasi dalam long march yang diberi nama "The Intifada March" untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina di kawasan Shibuya, Tokyo, pada Sabtu (11/5).
Acara dimulai dengan pidato di Jingu Dori Park yang disampaikan oleh Ayah, seorang warga asal Gaza, Palestina, yang tinggal di Jepang.
“Saya lahir pada 1987, yang ternyata bertepatan dengan intifada pertama dan mengapa mars ini dinamakan Intifada March,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tujuan dari aksi tersebut bukanlah sekadar untuk memberikan informasi tentang kondisi di Palestina atau meningkatkan kesadaran, karena kekejaman yang dilakukan oleh Israel telah berlangsung selama lebih dari 200 hari sejak 7 Oktober 2023.
“Masa-masa untuk mengedukasi orang tentang apa yang terjadi di Gaza sudah lewat. Waktu untuk menunjukkan kemarahan adalah sekarang, waktu untuk berdiri adalah sekarang, waktu untuk berteriak adalah sekarang, waktu untuk membayar itu semua adalah sekarang, waktu untuk balas dendam adalah sekarang, waktu untuk intifada adalah sekarang,” ujarnya.
BACA JUGA:Zelenskyy Sebut Ukraina Bisa Menghentikan Rusia Setelah Menerima Persenjataan Baru
Wanita berhijab tersebut juga mengkritik perilaku orang-orang di seluruh dunia yang hanya menonton tanpa melakukan tindakan konkret, sementara jasad tergeletak di jalanan Palestina setiap hari, termasuk jasad anak-anak dan lansia yang tidak memiliki tempat untuk dimakamkan.
“Tidakkah kah kita malu sebagai umat manusia menyaksikan semua ini terjadi, melihat jasad di mana-mana, wanita dibuka hijabnya. Apa yang kau telah lakukan untuk Palestina,” katanya.
Setelah pidato, para peserta melanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 10 kilometer, melewati pusat-pusat wisata dan pusat perbelanjaan populer di Jepang, seperti Shibuya Crossing dan Omotesando. Mereka berteriak "Free-Free Palestine!" dan “Birruh, biddam, nafdika ya Palestine” (Dengan jiwa kami, dengan arah kami, kami akan menebusmu, Palestina).
BACA JUGA:Kritik Tiongkok terhadap Niat Taiwan untuk Meningkatkan Hubungan dengan Jepang
Aksi tersebut menarik perhatian turis dan beberapa dari mereka bahkan bergabung dalam long march, meskipun aksi tersebut diawasi ketat oleh polisi Jepang. Peserta juga mengajak masyarakat untuk memboikot produk-produk yang mendukung atau terafiliasi dengan Israel, terutama ketika melewati toko-toko yang menjual produk tersebut.
Tidak hanya dari kalangan Muslim, peserta berasal dari berbagai latar belakang, suku, ras, dan agama yang bersatu untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Salah seorang warga Jepang, Ellie, melihat long march sebagai cara efektif untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang situasi di Palestina, sehingga dia memutuskan untuk bergabung. Ia juga mengutuk tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel di tanah yang dianggap suci oleh tiga agama besar, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.
“Tak seharusnya orang itu berpendapat masalah ini rumit, genosida itu tidak sepatutnya terjadi, bahkan sebelum 7 Oktober. Saya berharap orang-orang mempelajari sejarah mengapa ini terjadi. Ini harus dihentikan dan harus gencatan senjata, ujarnya.
Sumber: antara