Kritik Tiongkok terhadap Niat Taiwan untuk Meningkatkan Hubungan dengan Jepang

Kritik Tiongkok terhadap Niat Taiwan untuk Meningkatkan Hubungan dengan Jepang

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers rutin di Beijing, China pada Rabu (8/5)--ANTARA/Desca Lidya Natalia

RADAR JABAR - Tiongkok mengkritik pemimpin terpilih baru Taiwan, Lai Ching-te, karena berupaya memulihkan hubungan dengan Jepang dalam konteks perselisihan mengenai kedaulatan pulau tersebut.

Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, mengecam pernyataan Lai yang mengingatkan ucapan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tentang "ancaman terhadap Taiwan adalah ancaman terhadap Jepang."

Lin menyoroti bahwa penyamakan yang dilakukan beberapa individu di Jepang mengenai Taiwan adalah gagasan yang berbahaya dan keliru.

BACA JUGA:Hari Kemenangan ke-79 Dirayakan oleh Negara-negara Bekas Uni Soviet

"Dengan mengulangi dan mengemukakan retorika ini, otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taiwan menunjukkan kepada dunia bahwa logika mendasar di balik pendekatan mereka terhadap Jepang adalah untuk menjual Taiwan dan mengupayakan kemerdekaan dengan dukungan kekuatan asing,” ujar Lin.

Dia menegaskan bahwa klaim kemerdekaan Taiwan dan intervensi asing merupakan faktor utama yang merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

“Perlu ditegaskan kembali bahwa prinsip Satu-China adalah konsensus universal. Tidak ada upaya separatis menuju kemerdekaan Taiwan, apa pun bentuk atau dalihnya, yang akan berhasil,” tambahnya.

BACA JUGA:Persetujuan Uni Eropa terhadap Akuisisi Nippon Steel terhadap Produsen Baja AS

Selain itu, kritik tersebut datang menjelang pelantikan Lai pada 20 Mei mendatang.

Lai, pemimpin baru Taiwan, menyatakan keinginannya untuk memperkuat hubungan dengan Jepang dan memajukan kemakmuran ekonomi bagi kedua belah pihak sambil mempertahankan perdamaian dan stabilitas di wilayah Indo-Pasifik.

BACA JUGA:PBB Minta Gencatan Senjata, Hamas Setujui, Tapi Israel Tetap Bebal Serang Rafah

Dia juga mengutip pernyataan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang menyatakan bahwa "keamanan Taiwan adalah masalah global."

Beijing menganggap Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan sebagai "pro-kemerdekaan" dan Lai sebagai "separatis yang tidak bertobat."

Tiongkok memandang Taiwan sebagai "provinsi yang memberontak" sementara pulau tersebut mempertahankan klaim kemerdekaannya sejak 1949.

Sumber: antara