Menguak Kekuatan Militer Iran yang Buat Israel dan AS Takut Melawan

Menguak Kekuatan Militer Iran yang Buat Israel dan AS Takut Melawan

Dalam foto yang disediakan oleh Angkatan Darat Garda Revolusi pada 17 Oktober 2022, tentara berdiri saat melakukan manuver di barat laut Iran. Ketika protes berkobar di dalam negeri, pemerintah teokratis Iran semakin mengerahkan kekuatan militernya di lua-Angkatan Darat Garda Revolusi Iran melalui AP, File-

RADAR JABAR – Iran adalah sebuah negara di Timur Tengah, telah menunjukkan kekuatan militer yang signifikan dengan melancarkan serangan terhadap musuh bebuyutannya, Israel, pada Minggu, 14 April 2024, dini hari.

Serangan ini merupakan yang pertama dalam sejarah Iran. Iran meluncurkan lebih dari 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 110 rudal balistik menuju arah barat, menuju Israel.

Sementara itu, kelompok sekutu yang mendukung Iran juga terlibat dengan menembakkan puluhan roket dari Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman, semuanya menuju satu tujuan, yaitu Israel. Lebih tepatnya, serangan ini ditujukan kepada kamp-kamp militer Israel.

Pertanyaannya, Mengapa Iran sangat membenci Israel dan seberapa kuatkah militer Iran?

BACA JUGA:7 Kondisi yang Disembunyikan Kubu Israel pada Dunia

Di Iran, hanya empat agama yang diakui oleh negara, yaitu Islam, Kristen, Yahudi, dan Majusi. Hampir 99% penduduk Iran menganut Islam, terbagi menjadi Syiah dan Sunni.

Meskipun demikian, Iran, yang mayoritas berlatar belakang Syiah, menjadi salah satu negara paling vokal dalam menentang aksi brutal di Gaza. Iran menganggap Israel sebagai "setan kecil" dan Amerika Serikat sebagai "setan besar", dengan tujuan untuk menghilangkan keduanya dari Timur Tengah. Dari sudut pandang Israel, Iran diduga mendanai kelompok teroris.

Sejarah Hubungan Diplomatik Iran dan Israel

1. Masa Kepemimpianan Muhammad Reza Pahlavi

Pada masa lalu, Iran dan Israel memiliki hubungan yang baik. Hubungan ini dimulai pada masa Dinasti Pahlavi, yang berkuasa di Iran dari tahun 1925 hingga 1979, di bawah kepemimpinan Raja Iran, Reza Shah Pahlavi, dan kemudian oleh putranya, Muhammad Reza Pahlavi.

Selama periode tersebut, kedua negara menjalin kerjasama yang erat. Bahkan, Iran adalah negara Islam kedua yang mengakui kedaulatan Israel setelah Israel didirikan pada tahun 1948, meskipun negara-negara Arab lainnya menentang pendiriannya.

Meskipun Iran bukan keturunan Arab, mayoritas penduduknya adalah orang Persia atau Parsi. Orang Persia memiliki sejarah budaya dan bahasa yang berbeda dengan Arab. Secara geografis, Iran termasuk dalam kawasan yang dikenal sebagai Timur Tengah.

Di bawah kekuasaan Mohammad Reza Pahlavi, Iran mulai menjalin kerjasama diplomatik dengan Israel. Reza Shah dan anaknya merupakan pemimpin yang pro terhadap Barat, dan perekonomian Iran meningkat secara drastis sejak mereka bekerja sama dengan Israel, Amerika, dan negara-negara Barat lainnya.

BACA JUGA:Catat! Daftar Negara-Negara yang Mendukung Israel dan Alasan Dukungan Mereka

Pada tahun 1948, menjelang berdirinya Israel, lebih dari 700.000 warga Palestina diusir secara paksa dari rumah mereka oleh milisi Zionis. Warga Palestina menyebut pemindahan paksa dan perampasan harta mereka sebagai "Nakba" dalam bahasa Arab, yang berarti bencana.

Pada tahun 1960-an, Iran dan Israel menganggap Irak sebagai ancaman. Bahkan, keduanya secara terang-terangan membela suku Kurdi yang memberontak di Irak. Pada tahun yang sama, keduanya juga mengadakan proyek untuk mengembangkan persenjataan rudal bersama.

Sumber: